Senin, 05 Mei 2014

DAMPAK ASAP PEMBAKARAN HUTAN BAGI KESEHATAN


1  Latar Belakang
Kejadian pembakaran hutan sering terjadi berulang di Indonesia. Wilayah yang sering mengalaminya adalah Sumatra dan Kalimantan. Hal ini harus mendapat perhatian khusus oleh pemerintah karena dampak dari kebakaran hutan meluas pada aspek lingkungan, sosial ekonomi dan juga kesehatan. Dampak tersebut juga tidak hanya di rasakan di kawasan tersebut saja tapi juga di regional Asia Tenggara. Dampak negatif dari pembakaran hutan tidak hanya akan dirasakan dalam jangka waktu yang pendek tetapi juga akan memiliki dampak untuk jangka waktu yang panjang, tidak terkecuali dalam hal kesehatan masyarakat yang tinggal di daerah-daerah tersebut.
Indonesia memiliki hutan ke-3 terluas di dunia setelah Brazil dan Zaire (Rumajomi HB, 2006). Luas hutan Indonesia diperkirakan kini mencapai 120,35 juta hektar atau 63 persen luas dari daratan. Sejak tahun 1997 sampai saat ini, kebakaran telah menghanguskan lebih dari 165.000 hektar hutan dibeberapa provinsi, yaitu Sumatra Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Kalimantan, Maluku dan Papua (D Schwela, 2001). National Interegancy Fire Center (2011, dalam Fikri dkk, 2012) menuliskan kebakaran hutan di Indonesia telah menghanguskan sekitar 3,6 juta hektar pada tahun  1982 dan 1983, kemudian 9,8 juta hektar pada tahun 1997 dan 1998 dan 13,328 hektar pada tahun 2005. Pada kebakaran hutan pada tahun 1997, WHO memperkirakan sekitar 20 juta penduduk Indonesia telah terpajan asap kebakaran hutan yang mengakibatkan berbagai gangguan pada funsi paru dan sistem pernapasan (Dawud, 1999).
Kebakaran hutan (wild fire) adalah keadaan api menjadi tidak terkontrol dalam vegetasi yang mudah terbakar pada daerah pedesaan atau daerah yang luas. Kebakaran hutan berbeda dengan kebakaran biasa, dimana kebakaran hutan dapat meluas lebih jauh dari tempat semula dan dapat berganti arah tanpa diduga. Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan, dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan, misalnya semak, pepohonan, serasah. Kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan, membakar bahan organik melalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar atau pohon yang bagian atasnya terbakar. Dalam perkembangannya api menjalar secara vertikal dan atau horizontal, berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang tampak di atas permukaan. Mengingat peristiwa kebakaran terjadinya di dalam tanah dan hanya asapnya saja yang muncul ke permukaan, maka kegiatan pemadaman akan mengalami kesulitan (BAPPENAS-ADB, 1999).
Kebakaran hutan dan lahan gambut menjadi fokus utama kejadian kebakaran saat ini, mengingat dampak asap dan emisi karbon yang dihasilkan. Sejumlah besar bahan kimia asap kebakaran hutan dapat mengganggu kesehatan, meliputi partikel dan komponen gas seperti sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), formaldehid, akrelein, benzene, nitrogen oksida (NOX) dan ozo (O3) (Dawud Y, 1999). Dampak buruk ini akan lebih nyata dijumpai pada manula, bayi serta mereka yang memiliki penyakit paru sebelumnya. Makalah ini memaparkan mengenai dampak buruk dari asap bagi kesehatan masyarakat, tidak terkecuali bagi bayi dan ibu yang sedang hamil.

2. Tinjauan Teori
Asap merupakan perpaduan atau campuran karbondioksida, air, zat yang terdifusi, zat partikulat, hidrokarbon, zat kimia organik, nitrogen oksida dan mineral. Komposisi asap tergantung dari banyaknya factor, yaitu jenis bahan pembakar, kelembapan, temperatur api, kondisi angin dan hal lain yang mempengaruhi cuaca, baik asap tersebut baru atau lama. Jenis kayu dan tumbuhan lain yang terdiri dari selulosa, lignin, tannin, polifenol, minyak, lemak, resin, lilin dan tepung akan membentuk campuran berbeda saat terbakar (WHO, 2005).
Materi partikulat atau particulate mater (PM) merupakan bagian penting dalam asap kebakaran untuk pajanan jangka pendek (jam atau mingguan). Materi partikulat adalah partikel tersuspensi, yang merupakan campuran partikel solid dan droplet cair. Materi partikulat dibagi menjadi empat bagian. Pertama adalah partikulat dengan ukuran lebih dari 10mm. Partikulat ini tidak sampai ke paru-paru, tetapi dapat mengiritasi mata, hidung dan tenggorokan. Kedua adalah partikulat kurang atau sama dengan 10mm. Partikulat ini dapat terinhalasi sampai ke pau-paru. Ketiga adalah partikulat kasar (coarse particles), partikel ini berukuran 2,5-10 mm. Keempat adalah partikel halus (fine particles), partikel ini berukuran kurang dari 2,5 mm (Fikri dkk, 2012).
Partikel debu atau materi partikulat melayang merupakan campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organic dan senyawa anorganik di udara dengan diameter kurang dari 1 µm sampai maksimal 500µm. Materi partikulat akan berada di udara dalam waktu yang lama dalam keadaan yang lama dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan. Partikel halus dapat terinhalasi ke dalam paru sehingga lebih beresiko mengganggu kesehatan dibandingkan partikel yang besar (WHO, 2005).
Polutan lain yang berbahaya adalah karbon monoksida yang tidak berwarna, tidak berbau, yang dihasilkan dari pembakaran kayu atau material organik yang tidak sempurna. Kadar tertinggi karbon monoksida adalah saat moldering , khususnya dekat api. Polutan udara lain yang dapat meniritasi saluran pernapasan yaitu akrolein, formaldehid dan benzana, yang merupakan zat yang karsinogen dalam jumlah yang lebih rendah dibandingkan materi partikulat dan karbon monoksida.
Data lain menunjukkan bahwa akibat kebakaran hutan di Indonesia, ambang batas total suspended particulate (TSP) sebesar 260µg/m3 telah terlampaui di beberapa provinsi. Sumatra Barat 5-10 kali ambang batas, Riau 0,8-7 kali, Sumatra Selatan 3,5- 8 kali, Kalimantan Barat 0,5-7,3 kali, Kalimantan Tengah 5-15 kali (Dawud Y, 1999)
Secara umum,peningkatan kadar partikulat material 10 µm di udara dihubungkan dengan peningkatan berbagai keluhan pernapasan, peningkatan kunjungan instalasi ke gawat darurat, peningkatan  rawat inap dan resiko kematian, eksaserbasi akut asma bronchial dan penyakit paru obstruktif Kronis (WHO,2007). Indonesia menggunakan istilah Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) atau Pollutant Standard Index  (PSI) untuk melaporkan konsentrasi populasi udara sehari hari. Pembagian Indeks Standar Pencemaran Udara (PISU) atau Pollutant Standard Index  (PSI) dibagi menjadi enam kategori. Pertama PSI kadar 0 – 50 kategori sehat, kedua PSI 51-100 adalah kategori sedang, PSI 101-199 adalah kategori tidak begitu baik, PSI 200- 299 adalah kategori tidak sehat, PSI 300-399 adalah kategori berbahaya, PSI ≥ 400 adalah kategori sangat berbahaya.
Berdasarkan data yang didapat karena kebakaran hutan di Riau menyebabkan kondisi udara yang berbahaya. Dari data yang dimiliki oleh salah satu perusahaan besar PT Chevron Pacific Indonesia yang dimuat di Koran Kompas terbitan tanggal 13 Maret 2014, dituliskan angka yang bervariasi di tiap wilayah, namun semuanya berada pada angka yang tidak normal. PSI di udara wilayah Duri mencapai 450-500 (kategori sangat berbahaya), Dumai 183 ( kategori tidak begitu baik), Kabupaten Siak 347 (kategori berbahaya) dan Pekanbaru 305-402 (kategori berbahaya dan sangat berbahaya). Data Satga Tangga Darurat Asap Riau menunjukkan bahwa selama Februari hingga Maret lebih dari 51.600 warga sakit akibat polusi assap. Kepala Dinas Kesehatan Riau H.Zainal Arifin mengatakan 53.553 jiwa dilaporkan mulai terkena berbagai penyakit akibat kabut asap. Sebanyak 46.867 jiwa terkena infeksi salura pernapasan akut (ISPA) dan lainnya mengalami sakit mata, asma, pneumoni dan penyakit kulit.
Dalam kondisi pencemaran udara tersebut tingkat oksigen murni di udara menurun drastis. Kadar oksigen murni dalam udara bebas seharusnya mencapai 20 persen, namun saat ini kejadian pembakaran hutan di Riau menyebabkan  kadar oksigen murni hanya sebatas 1 persen (BPBN, 2013). Hal ini tentunya memberikan dampak yang sangat buruk terutama bagi kesehatan dan dampak buruk tersebut terjadi  jangka waktu yang lama.

3. Dampak Polutan Asap Pembakaran Hutan Bagi Kesehatan
Polutan asap kebakaran hutan memberikan dampak negatif bagi kesehatan, diantaranya:
1.      Partikulat ( partikel kecil < 10µm, diameter aero dinamik < 2,5 µ ). Partikulat ini dapat terinhalasi melalui sitem pernapasan, terjadinya akut, dengan mengiritasi bronkus, menyebabkan inflamasi dan reaktifitas meningkat. Partikulat ini juga menyebabkan terjadinya berkurangnya bersihan mukosilier, mengurangi respon makrofag dan imunitas local serta reaksi fibrotic. Efek potensial pada kesehatan adalah mengi, asma eksaserbasi, infeksi saluran nafas, bronchitis kronik, PPOK (Fikri,dkk, 2012).
2.      Karbon monoksida. Polutan ini berikatan dengan hemoglobin menghasilkan karboksi hemoglobin yang mengurangi transport oksigen ke organ vital dan menyebabkan gangguan janin. Sebagaimana kita ketahui seorang ibu hamil akan mengalami anemia fisiologis. Kadar hemoglobin yang kurang dalam darah dan diperberat dengan turunnya kadar oksigen dalam darah menyebabkan ibu hamil kekurangan oksigen bagi dirinya dan untuk menyuplai bayinya. Hal ini menyebabkan kelahiran berat badan bayi lahir rendah dan meningkatnya kasus kematian perinatal ((Fikri dkk, 2012). Dengan kadar oksigen yang sangat kurang hal ini mempengaruhi kerja sel otak khususnya balita. Otak sangat sensitive terhadap kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen dalam waktu 5 menit dapat menyebabkan kematian sel otak secara permanen. Hal ini la yang menyebabkan pada jangka panjangnya kecerdasan anak akan menurun.
3.      Hidrokarbon aromatic polisiklik (Benzo-alpyrene. Polutan ini bekerja sebagai karsinogen yang dapat menyebabkan kanker paru, kanker mulut, nasofaring dan laring.
4.      Nitrogen dioksida. Polutan ini merupakan pajanan akut yang menyebabkan reaktivitas bronkus. Pajanan kronik dapat meningkatkan kerentanan infeksi bakteri dan virus. Efek potensial pada kesehatan menimbulkan mengi, asma eksaserbasi, infeksi saluran nafas, berkurangnya fungsi paru anak.
5.      Sulfur dioksida. Polutan ini sebagai pajanan akut yang menyebabkan reaktivitas bronkus. Hal ini member dampak bagi kesehatan, menimbulkan mengi, asma eksaserbasi, PPOK eksaserbasi, penyakit kardiovaskuler.
6.      Kondesat asap biomass, termasuk hidrokarbon aromatic polisiklik dan ion metal. Polutan ini masuk kemata dan diabsorbsi oleh lensa, sehingga terjadi perubahan oksidatif. Hal ini dapat menyebabkan katarak pada mata.
Udara tercemar akan masuk ke dalam tubuh manusia sehingga mempengaruhi paru dan saluran napas, komponennya juga diedarkan ke seluruh tubuh, artinya selain terhisap langusung manusia dapat menerima akibat buruk polusi ini dan secara tidak langsung dapat mengkonsumsi zat makanan atau air yang terkontaminasi.
Polusi dalam rumah mempunyai dampak lebih besar, karena penghuni rumah akan terpajan asap dalam konsentrasi tinggi selama bertahun-tahun. Pajanan kebakaran hutan biasanya berlangsung selama 4-5 bulan dalam setahun dan intesitasnya tergantung pada luas kebakaran hutan. Asap menimbulkan iritasi mata, kulit dan gangguan saluran pernapasan, yang lebih berat fungsi paru berkurang, bronchitis, asma eksaserbasi dan kematian dini.  Selain itu konsentrasi yang tinggi partikel-partikel iritasi pernapasan dapat menyebabkan batuk-batuk terus, batuk berdahak, kesulitan bernapas dan radang paru.
Inhalasi merupakan jalur pajanan yang menjadi perjhatian kesehatan. Partikulat 5 µm dapat langsung masuk ke paru-paru dan mengendap di alveoli. Partikulat ≥ 5µm juga berbahaya karena dapat mengganggu sistem pernapasan dan mengiritasi saluran pernapasan. Kondisi kronik terpajan polusi udara beracun dengan konsentrasi tinggi sedikit meningkatkan resiko kanker.
4. Pencegahan dan Penanganan
a. Upaya terbaik dari kondisi ini tentunya adalah upaya mencegah terjadinya kebakaran hutan. Dampak dari asap hasil pembakaran hutan sangat luas dan buruk, oleh karena itu upaya pencegahan dalah upaya yang paling utama.  Perlu dibina kerjasama lintas sektoral dan masyarakat diberi pendidikan mengenai bahaya dan cara pencegahan kebakaran hutan serta cara memadamkan kebakaran itu sendiri.
b. Penggunaan masker. Penggunaan masker ini relatif murah dan mudah disebarluaskan tetapi efektifitasnya masih dipertanyakan. National Institute of Occuposional Safety and Health (NIOSH) telah melakukan di pengujian dan menetapkan beberapa jenis masker yang mampu mneyaring lebih dari 99% partikel silikia berukuran 0,5 µm. Beberapa badan kesehatan lain merekomendasikan masker yang baik yaitu yang mampu menyaring lebih dari 95% partikel lebih dari 0,3µm. Masker tersebut berkode R95, N95 atau P95. Masker ini harus dipasang cukup rapat sehingga udara tidak dapat masuk di sela-sela pinggiran masker dan kulit wajah
c. Mengurangi aktivitas di luar rumah. Dengan mengurangi aktivitas di luar rumah maka resiko terpajan dengan polutan akan berkurang.
d. Minum air putih lebih banyak, tujuannya membersihkan kabut asap yang telah masuk ke dalam tubuh.
e. Menutup makanan atau penampungan air minum yang ada di rumah agar terlindungi dari polusi kabut asap.
f. Usahakan agar asap tidak masuk ke ruang gedung atau rumah atau ruang tertutup lainnya.
g. Konsumsi makanan yang menyehatkan dan istirahat yang cukup untuk menjaga daya tahan tubuh dalam menangkal dampak buruk dari asap.
Dalam kejadian pembakaran hutan seperti kasus di Riau, bidan sebagai tenaga kesehatan berperan dalam memberi edukasi mengenai dampak buruk dari asap tersebut. Selain itu, bidan juga melakukan tugas yang berkontribusi dalam peran yang diberikan oleh pemerintah daerah terkait kejadian luar biasa tersebut selain focus pelayanan pada ibu dan bayi.

DAFTAR PUSTAKA
Wahyu catur adinugroho dan inn suryadi putra. Seri pengelolaan hutan dan lahan gambut. 2013
Rumajomi HB. Kebakaran hutan di indonesia dan dampaknya terhadap kesehatan (makalah filsafat sains, Program Pasca Sarjana). Bogor : Institut Pertanian Bogor: 2006.
Fikri faisal, faisal yunus, fakrian harahab. Dampak asap kebakaran hutan pada pernafasan. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2012.










1 komentar:

  1. LEGENDAQQ.NET
    Kami Hadirkan Permainan Baru 100% FAIR PLAY Dari Legendaqq.Net. :) 1 ID Untuk 8 Games :
    - Domino99
    - BandarQ
    - Poker
    - AduQ
    - Capsa Susun
    - Bandar Poker
    - Sakong Online
    - Bandar 66

    Nikmati Bonus-Bonus Menarik Yang Bisa Anda Dapatkan Di Situs Kami LegendaQQ.Net. info Situs Resmi, Aman Dan Terpercaya ^^ Keunggulan LegendaQQ.Net :
    - Tingkat Persentase Kemenangan Yang Besar
    - Kartu Anda Akan Lebih Bagus
    - Bonus TurnOver Atau Cashback Di Bagikan Setiap 5 Hari
    - Bonus Referral Dan Extra Refferal Seumur Hidup
    - Minimal Deposit & Withdraw Hanya 20.000,-
    - Tidak Ada Batas Untuk Melakukan Withdraw/Penarikan Dana
    - Pelayanan Yang Ramah Dan Memuaskan
    - Dengan Server Poker-V Yang Besar Beserta Ribuan pemain Di Seluruh Indonesia,
    - LegendaQQ.Net Pasti Selalu Ramai Selama 24 Jam Setiap Harinya.
    - Permainan Menyenangkan Dengan Dilayani Oleh CS cantik, Sopan, Dan Ramah.

    Fasilitas BANK yang di sediakan :
    - BCA
    - Mandiri
    - BNI
    - BRI
    - Danamon

    Tunggu Apa Lagi Guyss..
    Let's Join With Us At LegendaQQ.Net ^^
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
    - BBM : 2AE190C9
    - Facebook : LegendaqqPoker

    Link Alternatif :
    - www.legendaqq(dot)net
    - www.legendaqq(dot)org
    - www.legendapelangi(dot)com
    NB : untuk login android / iphone tidak menggunakan www dan spasi ya boss ^_^

    BalasHapus