1.Latar Belakang
Perkembangan dan
pertumbuhan bayi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor yang berhubungan
dengan genetik dan jenis kelamin, faktor hormonal, dan faktor lingkungan dari
bayi sejak dalam kandungan dan bayi sesudah lahir, diantaranya seperti asupan
gizi ibu saat hamil, riwayat persalinan, gizi yang diberikan bagi bayi setelah
lahir, stimulasi lingkungan sekitar, trauma, penyakit dan lain-lain. Proses
yang dialami setiap bayi/ anak berbeda dengan bayi/anak yang lainnya, sehingga
ada kalanya tumbuh kembang setiap anak berbeda dengan anak lainnya, walaupun
bayi/anak dilahirkan dari ibu yang sama.
Pengertian
dari pertumbuhan (growth) adalah
berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi,
tingkat sel, organ maupun individu,yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram,
pound), ukuran panjang (cm,inchi), umur tulang dan keseimbangan metabolik
(retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Perkembangan
(development) adalah bertambahnya
kemampuan atau skill dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diprediksi sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya, termasuk perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai
hasil interaksi dengan lingkungan.
Untuk
pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan, bayi memerlukan nutrisi terbaik yaitu air susu
ibu (ASI) secara eksklusif, setelah usia 6 bulan bayi kemudian diberi makanan
pendamping ASI secara bertahap sambil bayi tetap disusui sampai usia bayi 24
bulan, sementara makanan pendamping ASI bagi bayi dapat berlangsung sampai 12
bulan, dimana pada saat tersebut adalah masa untuk mengenalkan menu sehat
keluarga kepada bayi. Proses makan termasuk sebuah proses belajar melatih
keterampilan motorik halus dan koordinasi bayi[1].
Perkembangan membutuhkan stimulasi,
karena perkembangan merupakan kemampuan dari fungsi dan struktur tubuh. Peneliti
di Baylor College of Medicine, Houston, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa anak
yang tidak banyak mendapatkan stimulasi maka otaknya akan lebih kecil 30%
dibanding anak lain yang mendapat stimulasi secara optimal. Otak dibagi dalam
dua bagian otak besar dan otak kecil. Otak besar berperan penting dalam
kemampuan berpikir dan tingkat kecerdasan seseorang, seperti belajar berhitung,
logika, membaca, menulis, menganalisis, dan mengembangkan kemampuan daya ingat,
sedangkan otak kecil memiliki tanggung jawab sebagai pengontrol koordinasi dan
keseimbangan, seperti seni, kreativitas dan olah raga[2].
Sejak bayi dilahirkan sampai usia 1
tahun terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat sehingga masa ini disebut
periode lompatan pertumbuhan otak. Dalam rentang waktu tersebut, sel neuron
sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu berupa stimulasi-stimulasi.
Stimulasi ini yang akan mengakibatkan terbentuknya sinapsis baru untuk merespon
stimulasi tersebut. Stimulasi yang terus-menerus akan memperkuat sinaps yang
lama sehingga otomatis akan membuat fungsi otak semakin baik dan membuat
kualitas perkembangan bayi/anakpun
menjadi bertambah baik.
2. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya
ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya
karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena
bertambah besarnya sel, jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan
ukuran fisik seseorang yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya,
seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala
(IDAI,2002).
Pengertian lain namun memiliki
kesamaan arti mengenai pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel
serta jaringan interseluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur
tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan
berat (DepKes RI,2005). Dari pengertian tentang pertumbuhan di atas,
disimpulkan bahwa pertumbuhan bayi/anak dapat dilihat dari berat badan, tinggi
badan dan lingkar kepala.
Pengukuran berat badan digunakan
untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada
tubuh. Secara normal, dalam minggu pertama bayi akan kehilangan berat tubuhnya
maksimum 10% dari berat bayi lahir, bila berat lahir 3000gr, paling banyak bayi
tersebut dapat turun berat badannya sampai angka 2700gr. Hal ini alamiah
terjadi dikarenakan bayi mengalami kehilangan cairan melalui proses pernapasan,
penguapan air dari kulit, BAK, serta mengeluarkan mekonium.
Pada minggu kedua berat badan bayi
akan mulai meningkat, sehingga pada akhir minggu ke dua berat bayi setidaknya
akan sama dengan berat lahirnya. Tiga bulan pertama, peningkatan berat badan
bayi ASIsekitar 500-1000 gram perbulan. Pada tiga bulan berikutnya, peningkatan
berat badan berkurang menjadi 300-500 gram perbulan. Pada masa-masa tertentu,
bayi mengalami percepatan pertumbuhan yang lebih pesat dari biasanya (growth spurt atau pacu tumbuh), hal
tersebut normal.
Setelah bayi usia 6 bulan, biasanya bayi ASI terlihat
lebih langsing dari pada bayi susu formula. Hal ini normal karena ASI lebih
mudah digunakan oleh tubuh (efisien) sehingga tidak menimbun, sementara susu
formula lebih sulit digunakan tubuh bayi sehingga menimbulkan resiko obesitas.
Berikut akan ditampilkan gambaran kurva pada grafik pertumbuhan WHO, 2005. Dari
grafik tersebut menunjukkan berat badan bayi di atas usia 6 bulan mulai
melandai. Grafik pertumbuhan WHO 2005 diperoleh dari penelitian terhadap
responden yang 75% diantaranya adalah bayi ASI[3]
Pengukuran tinggi badan digunakan
untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetik. Pengukuran tinggi
badan biasanya diukur dalam satuan centimeter, namun perkiraan tinggi badan
dapat pula dilakukan dengan cara perkalian tinggi badan sebelumnya, yaitu usia
1 tahun tinggi badannya adalah 1,5 kali dari panjang badan lahir, usia 4 tahun
adalah 2 kali panjang badan lahir dan 6 tahun adalah 1,5 kali tinggi badan
usia1 tahun. Satuan ukur tetap dalam centimeter.
Pengukuran
lingkar kepala amat penting dipantau terutama pada usia 0-2 tahun untuk melihat
kemungkinan terjadinya kelainan pada perkembangan volume kepala. Pengukuran ini
dilakukan dengan cara mengukur lingkar kepala bayi/anak dan kemudian
membandingkan dengan usia bayi/anak. Satuan ukur dalam centimeter.
Berat
badan, tinggi badan dan lingkar kepala anak dipantau pada setiap kali
berkunjung di tenaga kesehatan atau tempat layanan kesehatan. Hasil pengukuran
akan diberi tanda pada grafik di buku KMS. KMS adalah kartu yang memuat grafik
pertumbuhan serta indikator perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan
memantau tumbuh kembang balita setiap bulannya dari sejak lahir sampai berusia
5 tahun (dapat diartikan sebagai rapor kesehatan dan gizi)[4]. Pertumbuhan
balita dapat diketahui apabila setiap bulan bayi ditimbang, hasil penimbangan
dicatat di KMS dan antara titik berat badan KMS dari hasil penimbangan bulan
lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis, rangkaian
garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada
balita yang sehat berat badan akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan
sesuai dengan umurnya. Grafik pertumbuhan dalam KMS terdiri dari garis merah,
pita warna kuning, hijau tua dan hijau muda.
Berat
badan balita di bawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan
dan perlu mengalami perhatian khusus. Berat badan balita tiga bulan
berturut-turut tidak naik, artinya bayi mengalami gangguan pertumbuhan. Balita
tumbuh baik bila berat badan balita naik setiap bulan. Balita sehat jika berat
badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita warna
di atasnya.
2.2 - Pengertian
Perkembangan
Perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan dari struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari
proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang
terorganisasi (IDAI, 2002).
Perkembangan adalah bertambahnya
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar,
gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian (DepKes RI,
2005).
Secara umum
perkembangan terbagi menjadi empat bidang, yaitu[5]:
1. Kemandirian
dan sosial (personal-social)
Aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri bayi/ anak untuk menyesuaikan diri dengan orang lain,
bersosialisasi, berinteraksi dengan lingkungannya dan perhatian terhadap
kebutuhan perorangan/ individu.
2. Motorik
halus atau kontrol terhadap gerakan jari tangan (fine motor adaptive)
Aspek yang berhubungan dengan
kemampuan bayi/ anak untuk menggunakan bagian tubuh tertentu, tidak memerlukan
banyak tenaga namun diperlukan kecermatan dan fungsi koordinasi yang lebih
komplek. Seperti koordinasi mata, tangan, memainkan dan menggunakan benda-benda
kecil.
3. Bicara
dan bahasa (language)
Aspek yang berhubungan dengan
kemampuan bayi/anak untuk memberikan respon terhadap suara, mendengar,
mengerti, memahami perkataan orang lain dan menggunakan bahasa serta
mengungkapkan perasaan dan pendapat melalui kata-kata.
4. Motorik
kasar atau kontrol terhadap kepala dan tubuh (gross motor)
Aspek yang berhubungan dengan
kemampuan bayi/anak untuk menggunakan dan melibatkan sebagian besar bagian
tubuh biasanya menggunakan lebih banyak tenaga. Seperti duduk, jalan, melompat
dan gerakan umum otot besar.
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh
Kembang Balita
Faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang balita:
1.Faktor
herediter
Faktor herediter merupakan faktor
yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak. Faktor
herediter meliputi faktor bawaan, jenis kelamin, ras dan suku bangsa.
Pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki setelah lahir
akan cenderung cepat dibanding dengan anak perempuan, serta akan bertahan
sampai usia tertentu. Baik anak laki-laki atau anak perempuan akan mengalami
pertumbuhan yang lebih cepat ketika mereka mencapai masa pubertas[6].
Faktor genetik dipengaruhi juga
oleh kondisi kesehatan ataupun gizi saat si kecil masih berupa janin. Jadi
kalau ibu kekurangan gizi, otomatis perkembangan sel-sel saraf dan pertumbuhan
jaringan saraf janinpun tidak sebanyak yang seharusnya bisa dicapai jika gizi
ibu bagus. Sebagai akibatnya, otak bayi cenderung kecil dan kemungkinan
kemampuan memorinya menjadi sedikit. Proses kerja otak juga lebih lamban
ketimbang otak yang ukurannya lebih besar. Kelak perkembangan motorik anak akan
terlambat, dan sehari-haripun ia terlihat kurang cerdas.
2.Faktor
Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan faktor
yang memegang peranan penting dalam menentukan tercapai atau tidaknya potensi
yang sudah dimiliki. Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan prenatal
(lingkungan dalam kandungan) dan lingkungan post natal (lingkungan setelah bayi
lahir).
Faktor lingkungan dalam hal ini
orang-orang terdekat juga punya peran yang penting terutama untuk menstimulasi
bayi/anak. Suara atau belaian orang tua merupakan stimulasi bagi bayi yang
dapat mempercepat perkembangan otaknya.. Rangsangan yang lebih optimal tentu
dapat diberikan setelah bayi lahir dibanding waktu bayi masih dalam kandungan. Faktor
genetik dan lingkungan tidak bisa berdiri sendiri, keduanya saling berkaitan
agar otak berkembang dengan baik[7]
Faktor
lingkungan secara garis besar dibagi menjadi;
1.Faktor lingkungan prenatal, yang
meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin, hormonal.
2.Faktor
lingkungan post natal
a.Budaya
lingkungan.
Dalam hal ini adalah budaya dalam
lingkungan masyarakat yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Budaya lingkungan dapat menentukan bagaimana seseorang dapat mempersepsikan
pola hidup sehat.
b.Status sosial
ekonomi
Anak dengan keluarga yang memiliki
status sosial ekonomi tinggi umunya pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik
dibandingkan dengan anak dengan sosial ekonomi rendah.
c.Nutrisi
Nutrisi menjadi kebutuhan untuk
tumbuh dan berkembang selama masa pertumbuhan. Dalam nutrisi terdapat kebutuhan
zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti protein,
karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air.
d.Iklim dan
cuaca
Pada saat musim tertentu kebutuhan
gizi dapat dengan mudah diperoleh, namun saat musim yang lain justru
sebaliknya. Sebagai contoh pada saat musim kemarau persediaan air bersih atau
sumber makanan sangatlah sulit.
e.Olah raga atau
latihan fisik
Olah raga atau latihan fisik dapat
memacu perkembangan anak karena dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga
suplai oksigen ke seluruh tubuh dapat teratur serta dapat meningkatkan
stimulasi perkembangan tulang, otot dan pertumbuhan sel lainnya.
f.Posisi anak
dalam keluarga
Secara umum anak pertama memiliki
kemampuan intelektual lebih menonjol dan cepat berkembang karena sering
berinteraksi dengan orang dewasa, namun dalam perkembangan motoriknya
kadang-kadang terlambat karena tidak ada stimulasi yang biasa dilakukan dengan
saudara kandungnya. Sedangkan pada anak kedua atau tengah kecenderungan orang
tua yang sudah biasa merawat anak lebih percaya diri sehingga kemampuan anak
untuk beradaptasi lebih cepat dan mudah meski dalam perkembangan intelektual
biasanya kurang dibandingkan dengan anak pertama.
g.Status
kesehatan
Apabila anak dalam kondisi sehat
dan sejahtera maka percepatan untuk tumbuh kembang menjadi sangat mudah, dan
sebaliknya apabila anak mempunyai penyakit kronis maka pencapaian untuk
maksimal dalam tumbuh kembangnya anak akan terhambat.
3.Faktor
hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam
tumbuh kembang anak antara lain hormon somatotropin, tiroid dan glukokortikoid.
Hormon somatotropin (growth hormone) berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan
tinggi badan dengan menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilago dan sistem
skeletal. Hormon tiroid berperan dalam stimulasi metabolisme tubuh. Hormon glukokortikoid
mempunyai fungsi untuk menstimulasi pertumbuhan sel intertisial dari testis
(untuk memproduksi testosterone) dan ovarium (untuk memproduksi estrogen),
selanjutnya hormon tersebut menstimulasi perkembangan seks baik pada anak
laki-laki maupun perempuan yang sesuai dengan peran hormonnya[8].
Tahap pencapaian
tumbuh kembang anak:
1.masa prenatal
Masa prenatal terdiri atas dua fase
yaitu fase embrio dan fase fetus. Pada masa embrio pertumbuhan dimulai dari
konsepsi hingga 8 minggu pertama, pada minggu ke dua terjadi pembelahan sel dan
terjadi pemisahan jaringan antara endoderm dengan ectoderm, pada minggu ketiga
terbentuklah lapisan mesoderm.
2.masa post
natal
Pertumbuhan atau perkembangan
postnatal dikenal dengan pertumbuhan dan perkembangan setelah lahir. Ini
dimulai dari masa neonatus (0-28 hari) yang merupakan masa terjadinya kehidupan
yang baru dalam masa ekstrauteri yaitu adanya proses adaptasi semua sistem
organ tubuh.
Ciri-ciri tumbuh kembang anak:
1.Perkembangan
menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan
dengan pertumbuhan, misal perkembangan intelegensia pada seorang anak akan
menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2.Pertumbuhan
dan perkembangan tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa
melewati tahapan sebelumnya, contoh: seorang anak tidak bisa berdiri jika
pertumbuhan kaki dan tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak
terhambat, karena perkembangan awal merupakan masa kritis untuk menetukan
perkembangan masa selanjutnya.
3.Pertumbuhan
dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan memiliki kecepatan yang
berbeda baik perkembangan fisik maupun fungsi organ.
4.Perkembangan
berkorelasi dengan pertumbuhan
Anak sehat, bertambah umur
bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
5.Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh
terjadi menurut 2 hukum:
a.Perkembangan terjadi dahulu di
daerah kepala kemudian menuju arah anggota tubuh
b.Perkembangan
antropometri terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak
halus (pola proksimosdital).
6.Perkembangan memiliki tahap yang
berurutan.
Misalnya
anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar
kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan (DepKes,2005).
-Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan
Bayi dan Balita
Stimulasi
dimaksudkan untuk melatih kemampuan bayi agar bayi dapat menguasai keterampilan
tertentu pada usia yang seharusnya. Cukup banyak kejadian keterlambatan
perkembangan terjadi hanya karena kurang stimulasi. Banyak kemampuan telah
dapat dimulai dipelajari sejak dini, seperti kemampuan bicara.
Kemampuan
bicara mulai dipelajari bayi saat belajar berkomunikasi dengan ibu, mendengar
ibu berbicara dengannya, mendengar ibu membacakan buku cerita sederhana hingga
terekam cukup baik dan bayi berusaha menirunya, sampai akhirnya si bayi dapat
berbicara sesuai dengan target pencapaian kemampuan bicara untuk usianya.
Pada
saat ibu mendendangkan lagu-lagu yang terasa nikmat serta belaian dan sentuhan
pada bayi serta ajakan komunikasi dengan bayi meskipun bayi belum dapat
berbicara, hal tersebut memberikan stimulasi bagi otak bayi, melodi akan
menstimulasi otak kanan bayi, sedangkan lirik lagu yang didendangkan ternyata
mampu merangsang otak bagian kiri bayi. Mainan-mainan edukatif juga dapat
menstimulasi kecerdasan otak anak melalui permainan yang melibatkan berpikir,
mengamati, melatih kemampuan motorik kasar (koordinasi kaki/tangan) dan motorik
halus, belajar memegang sesuatu dengan benar. Alat main yang berwarna-warni dan
tekstur mainan yang bermacam-macam adalah mainan yang sesuai bagi stimulasi
bayi dan balita[9].
Tidak pernah ada kata terlalu dini untuk memberikan stimulasi pada bayi kita,
sepanjang kita menegtahui apa dan bagaimana stimulasi yang harus dilakukan.[10].
Prinsip
dalam melakukan stimulasi:
1.Pemantauan
kegiatan pada latihan gerak kasar dan halus, latihan bicara dan kemandirian
bergaul.
2.Bertahap
dan berkelanjutan.
3.Dimulai
dari tahap perkembangan yang telah dicapai bayi/ anak.
4.Alat
bantu sederhana, tidak berbahaya, mudah didapat.
5.Suasana
dibuat menyenangkan, bervariasi dan tidak membosankan.
6.Dilakukan
dengan wajar, tanpa paksaan, tidak menghukum, tidak membentak pada saat bayi/
anak tidak mau melakukan kegiatan yang ada dalam tugas perkembangan.
7.Bayi/
anak diberi pujian jika bayi/ anak berhasil melakukan tugas perkembangan.
Yang
diharapkan dari stimulasi tumbuh kembang adalah perkembangan bayi atau anak
terpantau, mencapai tingkat perkembangan yang baik dan optimal, meliputi:
kecerdasan, trampil, mudah bergaul, mandiri, kreatif, sopan santun, berkepribadian,
budi pekerti yang baik[11].
Berikut
ini adalah table daftar hal yang secara umum (lebih dari 75%) telah dapat
dilakukan pada bayi dalam rentang usia tertentu[12].
Kemampuan bayi
|
Umur 0-3 bulan
|
Umur 3-6 bulan
|
Kontrol
kepala dan tubuh (motorik kasar)
|
-mengangkat
kepala 45 0
-menggerakkan
kepala ke kiri, tengah dan ke kanan
-gerakkan
sisi kanan dan kiri sama/ seimbang
|
-mengangkat
kepala 90 0
-mempertahankan
posisi kepala tetap tegak dan stabil
-jika
ditarik dari posisi tidur ke posisi duduk, kepala akan terangkat dengan baik
dan stabil
-tengkurap
-saat
tengkurap, bayi dapat mengangkat dada bertumpu pada lengan
|
Keterampilan
tangan dan jari (motorik halus)
|
-menggenggam
icik-icik
-kedua
tangan bersentuhan
|
-menggenggam
pensil
-meraih
benda yang ada dalam jangkauannya
-mengamati
dan memegang tangannya sendiri
-melihat
ke arah benda yang ditunjuk
-meraup
manik-manik/ kacang
-mencari
benda jatuh
|
Kemampuan
bicara dan bahasa
|
-besuara
spontan atau bereaksi dengan bersuara “oooaahh”
-terkejut
terhadap suara keras
|
-mengeluarkan
suara gembira nada tinggi atau memekik (teriak)
-tertawa
-mengoceh/menoleh
ke arah suara
|
Kemampuan Bayi
|
Umur 0-3 bulan
|
Umur 3-6 bulan
|
Kemampuan
sosial dan kemandirian
|
-melihat
dan menatap wajah ibu/ ayah
-membalas
senyuman
-mengenal
ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
|
-terpaku
pandangannya jika benda yang semula ada, tiba-tiba menghilang
-mengarahkan
matanya pada benda kecil yang bergerak di dekatnya
-tersenyum
saat melihat mainan/ gambar yang menarik saat bermain sendiri
|
Kemampuan Bayi
|
Umur 6-9 bulan
|
Umur 9-12 bulan
|
Kontrol
kepala dan tubuh (motorik kasar)
|
-duduk
tanpa bersandar
-belajar
berdiri, kedua kakinya menyangga berat badannya
-berbalik
dari tengkurap ke telentang dan sebaliknya
-merangkak
meraih mainan atau mendekati seseorang
|
-mengangkat
badannya ke posisi berdiri
-belajar
berdiri berpegangan atau berdiri sendiri selama 2 detik
-belajar
dengan dituntun
|
Keterampilan
tangan dan jari (motorik halus)
|
-memindahkan
benda dari satu tangan ke tangan lainnya
-memungut
2 benda masing-masing tangan memegang
1 benda pada saat yang sama
|
-menggenggam
erat pensil
-memasukkan
benda ke mulutnya
-membenturkan
2 benda yang ada pada genggamannya
-memungut
benda sebesar kacang dengan ibu jari dan telunjuk (menjimpit)
-membalik
halaman buku
|
Kemampuan Bayi
|
Umur 6-9 bulan
|
Umur 9-12 bulan
|
Kemampuan
bicara dan bahasa
|
-bersuara
tanpa arti: mamama, tatata,papapa…
|
-mengulang
menirukan bunyi yang didengar
-bereaksi
terhadap suara pelan atau bisikan
-bisa
mengucapkan “mama-papa”
|
Kemampuan
sosial dan kemandirian
|
-mencari
mainan/ benda yang dijatuhkan
-makan
camilan genggam sendiri
-minum
dari gelas sendiri
-bermain
tepuk tangan/ cilukba
-bergembira
dengan melempar bola
|
-senang
diajak main cilukba
-mengenal
anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal
-mengeksplorasi
sekitar, ingin tahu, ingin meneyntuh apa saja
-makan
camilan genggam sendiri
-tepuk
tangan/ melambai
-menyatakan
keinginan tanpa menangis
|
Berikut ini cara melakukan berbagai
stimulasi sesuai usia berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar,
Kementerian Kesehatan RI, 2006.
1.
Usia
0-3 bulan
Melatih kemampuan motorik kasar:
a. Mengangkat kepala. Letakkan bayi
pada posisi telungkup. Gerakkan sebuah mainan warna cerah atau buat suara-suara
gembira di depan bayi sehingga bayi akan belajar mengangkat kepalanya.
b. Menahan
kepala tetap tegak. Gendong bayi dalam posisi tegak agar ia dapat belajar
menahan kepalanya tetap tegak.
c. Berguling-guling.
Letakkan mainan warna cerah di dekat bayi agar ia melihatnya dan tertarik pada
mainan tersebut. Kemudian, pindahkan mainan ke sisi lain dengan perlahan.
Awalnya bayi perlu dibantu dengan cara menyilangkan paha bayi agar badannya
ikut bergerak miring sehingga memudahkan bayi berguling. Ketika berguling,
senyumlah padanya, tunjukkan rasa kasih saying dan puji bayi anda. Jaga agar
bayi tidak jatuh.
Melatih kemampuan motorik halus:
a. Melihat,
meraih dan menendang mainan gantung. Gantungkan mainan di atas tempat tidur
bayi. Bayi akan tertarik dan melihat, menendang atau menggapai mainan tersebut.
Pastikan mainan tidak bisa dimasukkan dalam mulut bayi dan tidak lepas dari
gantungannya.
b. Memperhatikan
benda bergerak. Dekatkan wajah anda dan benda atau mainan menarik berwarna
cerah ke wajah wajah bayi agar ia melihat dan memperhatikannya. Perlahan
gerakkan wajah anda atau mainan itu ke sisi kanan dan kiri sehingga bayi
mengikuti gerakkan tersebut.
c. Melihat
benda kecil. Pangku bayi di dekat sebuah meja, kemudian jatuhkan sebuah benda
kecil (misalnya bola kecil, dadu, kelereng) dari atas meja, tepat di depan bayi
anda. Anda juga dapat memutar benda itu di atas meja dan melihat apakah bayi
memperhatikannya.
d. Memegang
benda, meraba dan merasakan bentuk permukaan. Letakkan aneka benda/ mainan yang
berbunyi atau berwarna cerah di tangan bayi atau sentuhkan benda tersebut pada
punggung tangannya. Amati cara ia memegang benda tersebut. Semakin bertambah
umur bayi, ia akan semakin mampu memegang benda-benda kecil dengan ujung jari
(menjimpit). Ajak bayi meraba dan merasakan berbagai bentuk dan tekstur aneka
mainan yang nyaman. Jaga agar benda tidak melukai bayi, tertelan.
Melatih kemampuan berbicara dan
bahasa:
a. Berbicara.
Setiap hari, berbicaralah dengan bayi sesering mungkin. Gunakan setiap
kesempatan bersama bayi. Bayi tidak pernah terlalu muda untuk diajak bicara.
b. Meniru-nirukan
suara. Tirukan ocehan bayi sesering mungkin maka ia akan menirukan kembali
suara anda.
c. Mengenali
berbagai suara. Ajak bayi mendengarkan berbagai suara music, radio, TV, orang
berbicara dan sebagainya. Buatlah suara kemirincingan, mainan yang dipencet
atau bel. Perhatikan reaksi bayi terhadap suara yang berlebihan.
Melatih kemampuan sosial dan
kemandirian:
a. Memberi
rasa aman dan kasih sayang. Sesering mungkin peluk dan belai bayi, bicaralah
kepada bayi dengan nada lembut dan halus serta penuh kasih saying. Ketika bayi
rewel, cari dan atasi masalahnya. Untuk menenangkan bayi, anda bisa mengayunkan
bayi dengan santai. Ketika menidurkan, bersenandunglah dengan nada lembut dan
penuh kasih, ayun bayi perlahan dan lembut sampai ia tertidur.
b. Mengajak
bayi tersenyum. Sesering mungkin ajak bayi tersenyum dan tatap mata bayi. Balas
senyuman setiap kali bayi tersenyum. Buatlah suara-suara yang menyenangkan dan
berbicara kepada bayi sambil tersenyum.
c. Mengajak
bayi mengamati benda-benda dan keadaan sekitarnya. Gendong bayi berkeliling
sambil memperlihatkan/ menunjukkan benda-benda yang cerah atau bercahaya.
Sangga bayi pada posisi tegak sehingga ia dapat melihat apa yang ada di
sekitarnya.
d. Meniru
ocehan dan mimik wajah bayi. Perhatikan apa yang dilakukan bayi, tirukan ocehan
dan mimik wajahnya.
2.
Usia
3-6 bulan
Melatih kemampuan gerak kasar:
a. Mengembangkan
kontrol kepala.
-
Berguling-guling, merangsang bayi untuk
tengkurap
-
Bayi yang telah dapat mengontrol
kepalanya dapat dilatih agar otot leher bayi menjadi lebih kuat, misalnya
dengan meletakkan bayi pada posisi telentang, pegang kedua pergelangan tangan
bayi, tarik bayi perlahan kea rah anda hingga bayi berada pada posisi duduk
atau ½ duduk.
b. Belajar
duduk
Bantu bayi untuk duduk sendiri.
Mula-mula, bayi didudukkan di kursi dengan sandaran agar tidak jatuh ke
belakang. Ketika bayi dalam posisi duduk, beri maianan kecil di tangannya. Jika
bayi belum bisa duduk tegak, topang tangan bayi. Jika bayi bisa duduk tegak,
dudukkan bayi tanpa sandaran atau penyangga.
c. Menyangga
berat. Angkat badan bayi pada posisi berdiri dengan tangan anda menyangga pada
kedua ketiak bayi. Perlahan turunkan bayi sehingga kedua kakinya menyentuh
pangkuan anda atau tempat tidur. Cobalah agar bayi mau mengayunkan badannya
dengan gerakkan naik-turun serta menyangga sebagian berat badan nya dengan
kedua kakinya.
Kemampuan gerak halus:
a. Memegang
benda dengan kuat. Minta bayi untuk menggenggam benda/ mainannya. Cobalah tarik
perlahan benda tersebut untuk melatih bayi memegang benda dengan kuat.
b. Memegang
benda dengan kedua tangan. Minta bayi menggenggam benda/ mainan. Rangsang bayi
untuk memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan lainnya, misalnya dengan
anda juga memegang sebuah maian di tangan anda dan memindahkannya dari satu
tangan ke tangan lainnya (agar bayi meniru). Atau dengan meminta bayi
memindahkan mainannya dan menyentuh tangan yang sedang tidak memegang mainan.
c. Minta
bayi menggenggam satu benda di tangan kiri dan satu benda di tangan kanan.
Kemampuan bicara dan bahasa:
a. Mencari
sumber suara. Bunyikan suara-suara yang riang/ menyenangkan atau bunyikan bel/
boneka dan sebagainya. Ajari bayi agar memalingkan wajahnya kearah sumber suara
dengan cara mencontohkan sambil meminta ia meniru atau membawa bayi mendekati
suara tersebut. Perdengarkan aneka macam suara untuk melatih bayi mengenali
berbagai suara dan meniru suara tersebut.
b. Menirukan
kata-kata. Bicaralah pada bayi dengan artikulasi yang jelas dan perlahan (tidak
cepat-cepat). Ulangi beberapa kata berkali-kali dan ajak bayi untuk menirukan
kata yang anda ucapkan.
Kemampuan bersosialisasi dan
kemandirian:
a. Bermain
cilukba. Bermain cilukba dilakukan sambil berbicara dan tersenyum kepada bayi
untuk menciptakan suasana bermain yang riang.
b. Melihat
dirinya di kaca. Ajak bayi berkaca sambil mengajaknya berbicara, menceritakan
kepadanya bayangan yang muncul di cermin dan mencoba meraba bayangan diri pada
cermin.
c. Berusaha
meraih mainan. Letakkan sebuah mainan sedikit jauh dari bayi. Gerak-gerakkan
mainan tersebut di depan bayi sambil berbicara dengannya agar ia berusaha untuk
mendapatkan mainan tersebut. Jangan terlalu lama membiarkan ia berusaha
mendapatkan mainan tanpa hasil, agar ia tidak kecewa.
v Usia 6-9 bulan
Kemampuan gerak kasar:
a. Merangkak.
Letakkan sebuah mainan di luar jangkauan bayi, usahakan agar ia mau merangkak
ke arah mainan dengan menggunakan kedua tangan dan lututnya.
b. Menarik
ke posisi berdiri. Dudukkan bayi di tempat tidur, kemudian tarik bayi ke posisi
berdiri. Selanjutnya lakukan hal tersebut di atas meja, kursi atau tempat
lainnya.
c. Berjalan
berpegangan/ dengan bantuan. Ketika bayi telah mampu berdiri, letakkan mainan
yang disukainya di depan bayi dan jangan terlalu jauh. Buatlah agar bayi mau
berjalan berpegangan pada ranjangnya atau perabot rumah tangga untuk mencapai
mainan tersebut.
Kemampuan gerak halus:
a. Memasukkan
benda ke bawah
Ajari bayi cara memasukkan dan
mengeluarkan mainan/ benda kecil dari
dalam wadah. Pastikan benda-benda tersebut tidak berbahaya dan tidak terlalu
kecil sehingga akan membuat bayi tersedak jika benda tersebut tertelan.
b. Bermain
genderang. Ambil kaleng kosong bekas dengan bagian atasnya ditutup dengan plastik/
kertas tebal seperti “genderang”. Tunjukkan cara memukul genderang dengan
sendok atau sumpit hingga menimbulkan suara.
c. Memegang
alat tulis dan mencoret-coret. Sediakan krayon atau pensil warna dan kertas
bekas di atas meja. Dudukkan bayi di pangkuan anda, bantu bayi memegang pensil
warna/ krayon dan ajaklah bayi mencoret-coret kertas.
d. Bermain
mainan yang mengapung di air. Buat mainan dari karton/ kotak/ plastik bekas
yang mengapung di air. Biarkan bayi bermain dengan mainan tersebut saat mandi,
tetapi jangan biarkan bayi sendirian ketika mandi/ main di air.
e. Membuat
bunyi-bunyian.
-
Tangan kanan dan kiri bayi masing-masing
memegang mainan yang tidak dapat pecah. Bantu agar bayi membuat bunyi-bunyian
dengan cara memukul-mukul kedua benda tersebut.
-
Ambil kaleng kososng bekas dengan bagian
atasnya ditutup dengan plastik/ kertas tebal seperti “genderang”. Tunjukkan
cara memukul “genderang” dengan sendok/ sumpit hingga menimbulkan suara.
f. Menyembunyikan
dan mencari maianan. Sembunyikan mainan atau benda yang disukai bayi dengan
cara ditutup selimut/koran, sebagian saja. Tunjukkan ke bayi cara menemukan
mainan tersebut dengan mengangkat kain/koran penutup mainan. Setelah bayi
mengerti, tutup mainan tersebut sepenuhnya dengan selimut/ Kran dan biarkan ia
mencari mainan itu sendiri.
Kemampuan bicara dan bahasa:
a. Menyebutkan
dan menunjukkan nama gambar-gambar di buku atau majalah. Pilih gambar-gambar
menarik yang berwarna-warni (misalnya gambar binatang, kendaraan, meja, gelas
dan sebagainya) ari buku atau majalah. Sebutlah nama gambar yang anda tunjukkan
kepada bayi. Ajak bayi melihat gambar dan menunjukkan gambar yang disebutkan.
Usahakan bayi mengulangi kata yang anda sebutkan. Lakukan stimulasi ini setiap
hari dalam beberapa menit.
b. Menyebutkan
dan menunjukkan benda-benda di sekitar bayi. Sama seperti menyebut dan menunjuk
nama gambar, hal yang sama dapat kita lakukan pada benda-benda di sekitar kita
yang menarik, misalnya hewan (ikan, kucing, anjing dan lain-lain), foto ayah
atau ibunya, foto diri, alat rumah tangga (piring, gelas dan lain-lain),
perabotan dalam rumah atau mainan yang ia miliki.
Kemampuan bersosialisasi dan
kemandirian:
a. Permainan
bersosialisasi. Ajak bayi berinteraksi dengan orang di sekitarnya, seperti
mengajaknya melambaikan tangan atau bersalaman.
b. Keterampilan
makan.Mulai usia 6 bulan, bayi mulai dikenalkan pada makanan pendamping ASI.
Saat makan dapat menjadi saat belajar penuh stimulasi. Ciptakanlah suasana
makan yang menyenangkan, libatkan bayi secara aktif dengan memberinya sendok
untuk ia pegang sendiri walaupun ia masih tetap disuapi. Ajarkan bayi makan
sambil duduk di tempat makannya dengan alat makannya sendiri. Kenalkan bayi
pada kebiasaan-kebiasaan baik, seperti mencuci tangan sebelum makan, berdoa
sebelum makan, makan pada jadwal tertentu dan makan pada satu posisi yang sama (tidak
sambil berjalan-jalan atau berpindah-pindah). Bicaralah pada bayi selama makan
dan berilah ia pujian jika ia menunjukkan keinginan untuk makan.
v Usia 9-12 bulan
Kemampuan gerak kasar:
a. Membungkuk.
Jika bayi sudah bisa berdiri, letakkan sebuah mainan di lantai. Ajaklah agar ia
mau membungkuk dan mengambil mainan tanpa berpegangan. Mula-mula, mungkin bayi
perlu dibantu.
b. Berjalan
sendiri. Bantu bayi agar ia mau berjalan beberapa langkah tanpa berpegangan.
Buat permainan seperti meminta bayi berjalan ke pelukan anda atau untuk
mendapatkan mainan yang disukainya. Berilah pujian jika bayi mau berjalan
beberapa langkah. Jika bayi belum siap berjalan, tunggu beberapa hari dan coba
lagi.
c. Bermain
bola. Ajak bayi bermain bola. Gelindingkan bola ke arah bayi dan usahakan agar
ia menggelindingkan kembali bola kea rah anda. Untuk pertama kali, gunakanlah
bola yang besar dan lunak. Seiring dengan bertambahnya usia anak, gunakan bola
berbagai ukuran, tetapi jangan gunakan bola yang terlalu kecil sehingga dapat
tertelan.
d. Naik
tangga. Tunjukkan kepada bayi cara naik tangga dengan merangkak, kemudian bimbing
ia menuruni tangga dengan melangkahkan kakinya. Gunakan tangga yang rendah dan
jangan tinggalkan bayi sendirian di sekitar tangga.
Kemampuan gerak halus:
a. Menyusun
balok atau kotak
Ajari bayi menyusun beberapa balok/
kotak/ kaleng/ mainan anak berbentuk kubus/ balok. Beri ia pujian jika berhasil
menusun balok. Tingkatkan jumlah balok yang disusun seiring dengan meningkatnya
keterampilan bayi.
b. Menggambar.
Letakkan krayon/ pensil warna dan kertas di meja. Ajak bayi menggambar sambil
mendengarkan musik atau melantunkan lagu. Bebaskan kreasi bayi, jangan dibatasi
dengan pemikiran orang dewasa dan beri ia pujian bagaimanapun gambar yang
dihasilkan.
c. Bermain
di ruang makan. Ajak bayi mambantu menata piring-piring plastik yang ringan
atau menuangkan makanan/ minumannya sendiri ke dalam mangkuk/ gelas bayi bayi.
Hal ini juga dapat merangsang nafsu makan bayi karena ia dilibatkan secara
aktif dalam proses persiapan makan yang dimaksudkan untuk menimbulkan
ketertarikan bayi terhadap makanan tersebut. Puji bayi jika ia berhasil memberi
sedikit bantuan dan bicaralah tentang aneka makanan yang ada di hadapannya.
Kemampuan bicara dan bahasa:
a. Berbicara
dengan boneka. Berpura-pura bahwa boneka tersebut berbicara dengan bayi anda.
Rangsang bayi untuk berbicara dengan bonekanya. Beri nama pada boneka tersebut
untuk lebih menghidupkan suasana bermain.
b. Menirukan
kata-kata. Gunakanlah setiap kesempatan untuk berbicara dengan bayi anda.
Gunakan artikulasi yang jelas dan diucapkan secara perlahan (tidak
cepat-cepat). Usahakan bayi meniru kata yang anda ucapkan. Jika bayi mau
menirukan, pujilah dia, ulangi kata tersebut dan buat agar ia mau
mengulanginya.
c. Bersenandung
dan bernyanyi. Nyanyikan lagu dan bacakan syair anak-anak kepada bayi sesering
mungkin.
d. Membaca
buku cerita. Cerita bergambar yang sederhana dengan kalimat-kalimat yang pendek
dan huruf besar-besar dapat mulai dibacakan pada bayi sambil menunjukkan gambar
warna-warni dalam buku tersebut.
Kemampuan bersosialisasi dan
kemandirian:
a. Minum
sendiri dari sebuah cangkir/ gelas bertangkai. Bantu bayi memegang cangkir dan
minum dari cangkir/gelas tersebut. Cangkir plastik tertututp dengan lubang
mulut dapat dipakai untuk tahap awal. Isi cangkir paling banyak ½ gelas agar
tidak tumpah.
b. Makan
camilan genggam. Camilan genggam seperti wortel rebus atau irisan buah dengan
cocolan saus alami dapat mulai dilatih pada usia ini. Camilan genggam tidak
hanya merangsang kemandirian, juga melatih koordinasi antara tangan dan mata
serta melatih kemampuan menggigit dan mengunyah.
c. Makan
bersama. Ajak bayi makan bersama dengan anggota keluarga yang lain. Bayi duduk
dekat dengan meja makan, makan dari piring dan sendoknya sendiri sambil tetap
dibantu jika suapannya lebih banyak yang tumpah. Beri pujian jika ia berhasil
menyuap sendiri. Makanan bayi pada usia ini masih berbeda dari makan keluarga.
d. Menarik
mainan yang letaknya agak jauh. Ajari bayi untuk mengambil sendiri mainan yang
letaknya agak jauh dengan cara meraih, menarik atau mendekatkan badannya kea
rah mainan tersebut. Letakkan mainan yang bertali agak jauh, ajari bayi menarik
tali untuk mendapatkan mainan tersebut. Bayi harus dalam pengawasan selama
bermain dengan tali.
v Usia 12-15 bulan
Kemampuan bersosialisasi dan
kemandirian[13]
a. Bermain
bola dengan orangtua. Gulingkan, gelendingkan bola kearah anak dan usahakan
agar anak membalas serupa atau memukul bola kembali ke orangtua, lakukan
beberapa kali.
b. Membantu
di rumah. Minta anak untuk melakukan tugas rumah yang sederhana seperti
mengambil mainannya sendiri atau mengambil seseuatu untuk orang lain seperti
pulpen, atau yang lain bila disuruh.
Kemampuan motorik halus[14]
a. Mencoret-coret.
Letakkan kertas dan pensil di atas meja di depan anak, pada jarak yang mudah
dijangkau. Bila perlu, berikan pensil ke tangan anak dan motivasi anak untuk
mencoret-coret, perhatikan keamanan anak selama melakukan stimulasi, terutama
mata dan mulut selama penggunaan pensil.
b. Ambil
manik-manik ditunjukkan. Contohkan pada anak 2-3 kali untuk mengeluarkan manik-manik
dari botol, kemudian minta anak untuk mengulanginya
Kemampuan bahasa[15]
a. 3
Kata. Minta anak mengucapkan 3 kata selain kata “mama”, “papa”,nama binatang
dan nama anggota keluarga.
b. 6
Kata. Minta anak mengucapkan 6 kata selain kata “mama”, “papa”,nama binatang
dan nama anggota keluarga.
Kemampuan motorik kasar[16]
a. Membungkuk
kemudian berdiri. Sementara anak berdiri sendiri di lantai, tanpa sanggahan/
pegangan, letakkan mainan di lantai di depan si anak. Mintalah supaya anak
mengambil mainan tersebut.
b. Berjalan
dengan baik. Lihatlah apakah anak mampu berjalan seimbang.
v Usia 15-18 bulan
Kemampuan bersosialisasi dan
kemandirian[17]
a. Menyuapi
boneka. Letakkan boneka dan botol minuman mainan di atas meja, di depan anak. Katakan
kepada anak “beri adik bayi minum” atau
beri adik bayi botol susu”
Kemampuan motorik halus[18]
a. Menara
dari 2 kubus. Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja
dan kedua tangan berada di atas meja. Letakkan kubus-kubus (balok-balok mainan)
di atas meja. Orangtua memberi contoh dengan menyusunnya setinggi mungkin, bila
perlu diulang sampai 3 kali. Lihat apakah anak dapat menyusun 2 buah balok,
dengan meletakkan 1 kubus dia atas kubus yang lain dan tidak jatuh.
b. Menara
dari 4 kubus. Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja
dan kedua tangan berada di atas meja. Letakkan kubus-kubus (balok-balok mainan)
di atas meja. Orangtua memberi contoh dengan menyusunnya setinggi mungkin, bila
perlu diulang sampai 3 kali. Lihat apakah anak dapat menyusun 1 buah kubus
dengan meletakkan 1 kubus yang lain
sampai 4 kubus dan tidak jatuh.
Kemampuan bahasa
a. 6
Kata. Minta anak mengucapkan 6 kata selain kata “mama”, “papa”,nama binatang
dan nama anggota keluarga.
Kemampuan motorik kasar[19]
a. Lari.
Dorong anak berlari dengan melemparkan bola ke padanya dengan sengaja.
b. Berjalan
naik tangga. Stimulasi anak agar mengambil sesuatu dengan menaik tangga, tidak
dengan merangkak tetapi melangkah ke atas.
v Usia 18-24 bulan
Kemampuan bersosialisasi dan
kemandirian
a. Gosok
gigi dengan bantuan. Bantu mengoleskan pasta gigi pada sikat gigi, awasi anak
saat memegang dan menggerak-gerakkan sikat gigi diantara gigi, beri sedikit
bantuan untuk mengarahkan sikat, tetapi anak harus menyikat lebih banyak.
b. Cuci
dan mengeringkan tangan. Ajak anak mencuci tangan, biarkan anak menyabuni,
membilas dan mengeringkan tangannya sampai betul-betul hampir bersih dari sabun
serta kering.
Kemampuan motorik halus
a. Menara
dari 6 kubus. Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja
dan kedua tangan berada di atas meja. Letakkan kubus-kubus (balok-balok mainan)
di atas meja. Orangtua memberi contoh dengan menyusunnya setinggi mungkin, bila
perlu diulang sampai 3 kali. Lihat apakah anak dapat menyusun 1 buah kubus
dengan meletakkan 1 kubus yang lain
sampai 6 kubus dan tidak jatuh.
Kemampuan bahasa[20]
a. Menunjuk
2 gambar. Tunjukkan kepada anak gambar di belakang lembar tes, lalu katakan
pada anak “ tunjukkan mana burung”, “tunjukkan mana manusia”, “ tunjukkan mana
anjing”.
b. Menyebut
1 gambar. Tunjukkan kepada anak salah
satu gambar, ada gambar kucing, burung, manusia, anjing, kuda pada satu waktu dan tanyakan kepada sia anak
“gambar apa ini?”
Kemampuan motorik kasar
a. Lari.
Dorong anak berlari dengan melemparkan bola ke padanya dengan sengaja.
b. Menendang
bola ke depan. Letakkan bola ± 15 cm di depan anak berdiri. Suruh anak
menendangnya, orang tua dapat memberikan contoh terlebih dahulu bagaimana
mengerjakannya.
v Usia 24-36 bulan
Kemampuan bersosialisasi
a. Cuci
dan mengeringkan tangan. Ajak anak mencuci tangan, biarkan anak menyabuni,
membilas dan mengeringkan tangannya sampai betul-betul hampir bersih dari sabun
serta kering.
b. Menyebut
nama teman. Minta anak menyebutkan nama teman bermainnya, bukan teman yang
tinggal serumah.
Kemampuan motorik halus
a. Menara
dari 6 kubus. Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja
dan kedua tangan berada di atas meja. Letakkan kubus-kubus (balok-balok mainan)
di atas meja. Orangtua memberi contoh dengan menyusunnya setinggi mungkin, bila
perlu diulang sampai 3 kali. Lihat apakah anak dapat menyusun 1 buah kubus
dengan meletakkan 1 kubus yang lain
sampai 6 kubus dan tidak jatuh.
b. Menara
dari 8 kubus. Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja
dan kedua tangan berada di atas meja. Letakkan kubus-kubus (balok-balok mainan)
di atas meja. Orangtua memberi contoh dengan menyusunnya setinggi mungkin, bila
perlu diulang sampai 3 kali. Lihat apakah anak dapat menyusun 1 buah kubus
dengan meletakkan 1 kubus yang lain
sampai 8 kubus dan tidak jatuh.
c. Meniru
garis vertical. Anak didudukkan atau dipangku orang tua, diatur sedemikian rupa
sehingga posisinya sesuai dan nyaman untuk menulis. Berikan kertas dan pensil
pada si anak dan mintalah kepadanya untuk menggambar garis sesuai dengan contoh
yang diberikan yaitu garis vertical. Tunjukkan bagaimana menggambar garis
vertical pada anak.
Kemampuan bahasa
a. Menunjuk
4 gambar. Tunjukkan kepada anak gambar di belakang lembar tes, lalu katakan
pada anak “ tunjukkan mana burung”, “tunjukkan mana manusia”, “ tunjukkan mana
anjing”, tunjukkan kucing, lihat apakah anak dapat menunjuk dengan benar 4 atau
5 gambar.
b. Menyebut
4 gambar. Tunjukkan kepada anak salah
satu gambar, ada gambar kucing, burung, manusia, anjing, kuda pada satu waktu dan tanyakan kepada sia anak “gambar
apa ini?”. Lihat apakah anak dapat
menyebut 4 nama gambar.
Kemampuan motorik kasar
a. Melempar
bola lengan ke atas. Berikan bola ke anak, suruh melempar bola ke orang tua
dengan lemparan kea rah atas dan mengarah ke depan. Orang tua dapat
mencontohkan bagaimana mengerjakannya.
b. Berdiri
1 kaki. Tunjukkan kepada anak bagaimana menyeimbangkan diri untuk berdiri
dengan 1 kaki tanpa berpegangan, perintahkan anak untuk melakukan hal tersebut
selama ia mampu. Lakukan bisa sampai 3 kali, kecuali ia dapat menyeimbangkan
diri selama 6 detik atau lebih.
Kemampuan bersosialisasi dan
kemandirian
a.
Menyebut nama teman. Minta anak
menyebutkan nama teman bermainnya, bukan teman yang tinggal serumah.
b.
Memakai T-Shirt. Ajak anak untuk
melepaskan t-shirt dari kepala dan memakainya sendiri dengan memasukkan lengan
ke lengan baju.
Kemampuan motorik halus
a.
Menara dari 8 kubus. Anak didudukkan di
dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja dan kedua tangan berada di atas
meja. Letakkan kubus-kubus (balok-balok mainan) di atas meja. Orangtua memberi
contoh dengan menyusunnya setinggi mungkin, bila perlu diulang sampai 3 kali.
Lihat apakah anak dapat menyusun 1 buah kubus dengan meletakkan 1 kubus yang
lain sampai 8 kubus dan tidak jatuh.
b.
Menggoyangkan ibu jari. Contohkan pada
anak dengan menggunakan 1 atau 2 tangan untuk membuat genggaman dengan posisi
ibu jari mengarah ke atas. Ayun-ayunkan ibu jari anda ke kanan ke kiri (hanya
ibu jari). Katakan kepada anak untuk menggerakkan ibu jari dengan cara yang
sama. Biarkan anak melakukan sendiri dalam meletakkan posisi tangan anak.
Kemampuan bahasa
a.
Menyebut 1 warna.Letakkan kubus yang
berwarna merah, biru, kuning dan hijau di atas meja di depan anak. Tunjukkan 1
kubus dan tanyakan kepada anak “ini warna apa?”. Setelah anak menjawab,
pindahkan kubus dan minta anak menyebutkan warna-warna kubus yang lain. Ulangi
untuk 4 warna seluruhnya.
b.
Kegunaan 2 benda. Tanyakan kepada anak
satu persatu pertanyaan berikut, “apa gunanya cangkir?, “apa gunanya pensil?”,
“apa gunanya kursi?”
Kemampuan motorik kasar
a.
Berdiri 1 kaki 1-2 detik. Tunjukkan
kepada anak bagaimana menyeimbangkan diri untuk berdiri dengan 1 kaki tanpa
berpegangan. Perintahkan anak untuk melakukan hal tersebut selama ia mampu.
Lakukan 3 kali.
b. Melompat
dengan 1 kaki. Anak berdiri tanpa berpegangan, lalu perintahkan anak untuk
melompat dengan 1 kaki. Orang tua dapat memperagakan terlebih dahulu bagaimana
cara melakukannya.
Kemampuan bersosialisasi dan
kemandirian
a. Mengambil/menyiapkan
makanan. Anak dapat dilibatkan dalam menyiapkan makanan dan dapat mengambil
makanan tanpa bantuan, termasuk menggunakan mangkuk dan sendok, menuangkan
makanan dan susu ke mangkuk tanpa banyak tumpah.
b.
Gosok gigi tanpa bantuan. Perhatikan
saat anak menggosok gigi, biarkan anak mencoba melakukannya tanpa bantuan atau
pengawasan beberapa kali, termasuk mengoleskan pasta gigi dengan gerakkan maju
mundur.
Kemampuan motorik halus
a.
Menggambar orang 3 bagian. Berikan pada
anak sebuah pensil dan selembar kertas, katakan pada anak untuk menggambar
seseorang (laki/laki, perempuan, ayah, ibu). Pastikan anak telah menyelesaikan
gambarnya sebelum dilihat oleh orang tua.
b. Mencontoh+
(tanda plus)(copy+)
Berikan
pada anak pensil dan kertas, tunjukkan pada anak gambar tanda + dibelakang
lembar tes. Tanpa menyebutkan bentuk gambar atau menggerakkan jari atau pensil
untuk menunjukkan cara mebuatnya. Katakan pada anak “buat satu gambar yang sama
seperti gambar ini!”
Kemampuan bahasa
a.
Mengartikan 5 kata. Berikan pertanyaan
contoh: orang tua mengatakan:” mama/papa akan menyebutkan 1 kata dan mama/papa
ingin anak (sebutkan nama panggilannya) mengatakan benda apakah itu”. “Apakah
bola itu?”, “apakah danau itu?”, “apakah meja itu”. Latih anak agar dapat
mengartikan 5-6 kata dengan benar, sesuai dengan istilah yang berhubungan
dengan kegunaannya, bentuk, terbuat dari apa, kategori umum.
b.
Mengetahui 3 kata sifat. Tanyakan pada
anak pertanyaan berikut: “apa yang kamu lakukan saat kamu kedinginan?”, “apa
yang kamu lakukan saat kamu kecapaian)”, “apa yang kamu lakukan saat kamu
lapar?”
Kemampuan motorik kasar
a.
Melompat dengan 1 kaki. Anak berdiri
tanpa berpegangan, lalu perintahkan anak untuk melompat dengan 1 kaki. Orang
tua dapat menunjukkan bagaimana cara melakukannya.
b. Berdiri
1 kaki 3 detik. Tunjukkan kepada anak begaimana menyeimbangkan diri untuk
berdiri dengan 1 kaki tanpa berpegangan. Perintahkan anak untuk melakukan hal
tersebut selama ia mampu. Lakukan 3 kali, kecuali ia dapat menyeimbangkan diri
selama 6 detik atau lebih.
Perkembangan Penglihatan Bayi
a. Bayi
baru lahir pada dasarnya sudah bisa melihat, meskipun dengan ketajaman
penglihatan yang masih amat lemah, tetapi baru dapat membedakan atau bereaksi
terhadap perbedaan terang dan gelap. Bayi baru lahir mempunyai kecenderungan
untuk menutup matanya, terutama di situasi terang.
b. Pada
minggu-minggu pertama, bayi umunya juga tidak mengeluarkan air mata saat menangis.
Air mata dapat mulai terlihat pada usia 1-3 bulan.
c. Setelah
bayi berusia 2 minggu, ibu dapat mulai merasakan bahwa bayinya mengenal
wajahnya. Kemudian bayi akan mulai mengenali objek yang besar. Pada usia
sekitar 2-3 bulan, bayi telah mulai dapat mengikuti objek yang bergerak.
Ketajaman penglihatan bertambah secara bertahap hingga tercapai penglihatan
sempurna pada usia 2-3 tahun.
d. Banyak
bayi baru lahir memiliki koordinasi yang tidak sempurna dari gerakan kedua bola
mata atau posisi boala mata yang kurang tepat, sehingga penglihatan bayi tidak
terlihat fokus atau gerakan kedua bola mata tidak sama kanan dan kiri. Hal ini
adalah normal. Koordinasi yang baik antara kedua bola mata umunya dicapai pada
usia sekitar 3 bulan. Kelainan posisi maupun koordinasi gerak kedua bola mata
yang masih tetap terjadi di atas usia 3 bulan, sebaikanya dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut oleh dokter.
e. Pemeriksaan
mata secara umum dapat dilakukan oleh dokter saat kunjungan bayi baru lahir
maupun saat imunisasi. Pemeriksaan mata yang dilakukan mencangkup hal-hal
berikut:
-
Riwayat penyakit mata pada bayi
-
Pemeriksaan luar mata dan kelopak mata
-
Pemeriksaan refleks cahaya dan
kejernihan lensa mata
-
Pemeriksaan tajam penglihatan dan
gerakan bola mata dengan menguji kemampuan bayi untuk melihat fokus pada suatu
objek diam dan kemampuan untuk melihat objek bergerak.
Perkembangan
Pendengaran Bayi
Bayi telah mulai dapat
memberi respon berupa kedipan mata atau perubahan detak jantung terhadap suara
sejak dalam kandungan, yaitu pada usia kehamilan 24-25 minggu atau sekitar 6
bulan. Selanjutnya kemampuan mendengar meningkat seiring dengan bertambahnya
usia kehamilan dan setelah bayi lahir. Perkembangan pendengaran dan kemampuan
bicara paling bermakna terjadi pada usia bayi 6 bulan hingga 2 tahun. Tanda
bayi memiliki fungsi pendengaran yang normal:
-
Usia 0-3 bulan; bayi terbangun atau
tampak terkejut, bayi tenang atau tersenyum saat diajak bicara.
-
Usia 3-6 bulan; mencari sumber suara
dengan matanya, bayi bersuara “ooh” atau “aah”, berhenti bermain ketika
mendengar suara yang datang.
-
Usia 6-9 bulan; menikmati musik,
berteriak, tertawa, mengucapkan “mamama” atau “bababa” atau “papapa”.
-
Usia 9-12 bulan;meniru ucapan sederhana,
menyebut “ mama” kepada ibunya atau “papa” kepada ayahnya, menunjuk benda yang
dikehendaki.
Faktor resiko bayi mengalami
gangguan pendengaran:
a. Riwayat
keluarga dengan gangguan syaraf pendengaran atau riwayat gangguan pendengaran
sejak lahir.
b. Infeksi
toxoplasmosis/ rubella/sitomegalo virus/ herpes/ sifilis selama dalam kandungan.
c. Saat
lahir, bayi tidak segera menangis atau menggunakan alat bantuan napas selama
lebih dari 10 hari.
d. Berat
lahir bayi amat rendah (< 1500 gram)
e. Bayi
mengalami kuning yang memerlukan transfusi tukar.
f. Bayi
mengalami infeksi otak/ selaput otak.
g. Bayi
mendapatkan antibiotik yang bersifat mengganggu fungsi telinga (ototoksik)
selama lebih dari 5 hari.
h. Adanya
keterlambatan perkembangan secara umum atau keterlambatan bicara.
i.
Mengalami infeksi telinga berulang atau
menetap selama 3 bulan.
j.
Riwayat benturan kuat pada kepala.
Gangguan pendengaran terjadi antara
1-6 bayi per 1000 kelahiran hidup. Pemeriksaan pendengaran sebaiknya dilakukan
jika bayi memiliki satu atau lebih faktor resiko di atas.
b. Melatih
anak mengenal buang air kecil dan buang air besar (toilet training).
Melatih anak mengenal buang air
kecil dan buang air besar seperti cara orang dewasa tentu membutuhkan
keterampilan dan pemahaman yang lebih kompleks, sehingga umumnya baru dapat
dikenalkan setelah anak berusia 18 bulan. Namun, tahapan yang lebih sederhana
seperti mengenal buang air kecil dan buang air besar dapat diajarkan sejak dini
dengan sekedar mengajaknya berbicara.
Saat bayi sudah bisa duduk tanpa
bersandar, bayi dapat didudukkan pada potty atau toilet tiruan untuk anak-anak,
setiap kali bayi menunjukkan tanda ingin buang air kecil atau buang air besar.
Bayi juga dapat dilatih mengenal toilet yang sesungguhnya dengan mengajaknya
membersihkan diri di kamar mandi setiap kali habis buang air kecil atau besar.
DAFTAR
PUSTAKA
Alimul, A. (2008).
Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk
Pendidikan Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.
Aminah, M.S.
(2009). Baby’s corner Kamus Bayi 0-12
bulan. Jakarta: PT. Luxima Metro Media.
Handy,
Fransisca. (2011). Panduan Cerdas
Perawatan Bayi. Jakarta: Pustaka Bunda, Grup Puspa Swara, Anggota IKAPI.
Nursalam.
(2005). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Suwariyah, Puji.
(2013). Test Perkembangan Bayi Anak.
Jakarta: CV Trans Info Media.
Kementerian
Kesehatan RI. (2006). Buku Pedoman
Pelaksanaan, Deteksi Dini dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
[1]
Dr.Fransisca Handy,SpA,IBCLC, Panduan
Cerdas Perawatan Bayi, Bab IV (Cet. I;Jakarta:Pustaka Bunda grup Puspa
Swara,2011)h.64.
[2]
Mia Siti Aminah, Baby’s Corner Kamus Bayi
0-12 Bula,Bab VIII (Cet.I; Depok:PT Luxima Metro Media, 2009)hal 140-141.
[3]
Dr.Fransisca Handy,SpA,IBCLC, Panduan
Cerdas Perawatan Bayi, Bab IV (Cet. I;Jakarta:Pustaka Bunda grup Puspa
Swara,2011)h.68-69,110.
[4]
Nursalam, Ilmu Kesehatan Anak (Cet.
I;Jakarta:Salemba Medika,2005)h.68.
[5]
Puji Suwariyah, Ns,.Skep,M.Kep, Test
Perkembangan Bayi/Anak, Bab II (Cet. I;Jakarta:CV Trans Info Media,2013)h.9-10.
[6]
A.Azis Alimul, Pengantar Ilmu Kesehatan
Anak Untuk Pendidikan Kebidanan (Cet. I;Jakarta : Salemba Medika,2008)h.11.
[7]
Mia Siti Aminah, Baby’s Corner Kamus Bayi
0-12 Bula,Bab VIII (Cet.I; Depok:PT Luxima Metro Media, 2009)hal 140.
[8]
A.Azis Alimul, Pengantar Ilmu Kesehatan
Anak Untuk Pendidikan Kebidanan (Cet. I;Jakarta : Salemba Medika,2008)h.13.
[9]
Mia Siti Aminah, Baby’s Corner Kamus Bayi
0-12 Bula,Bab VIII (Cet.I; Depok:PT Luxima Metro Media, 2009)hal 142.
[10]
Dr.Fransisca Handy,SpA,IBCLC, Panduan
Cerdas Perawatan Bayi, Bab IV (Cet. I;Jakarta:Pustaka Bunda grup Puspa
Swara,2011)h.69.
[11]
Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 8.
[12]
Dr.Fransisca Handy,SpA,IBCLC, Panduan Cerdas
Perawatan Bayi, Bab IV (Cet. I;Jakarta:Pustaka Bunda grup Puspa
Swara,2011)h.70-72.
[13]
Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 61-62, 132.
[14]
Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 76,132.
[15]
Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 92-93,132.
[16]
Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 113-114,132.
[18]
Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 77,132.
[19]
Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 65, 114-115,
132.
[20]
Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 95,114-115,
132.
[21]
Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 66,79, 132.
[22]
Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 68-69,80-81, 104-105,118,132.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar