Senin, 05 Mei 2014

STIMULASI TUMBUH KEMBANG BAYI DAN BALITA


1.Latar Belakang
            Perkembangan dan pertumbuhan bayi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor yang berhubungan dengan genetik dan jenis kelamin, faktor hormonal, dan faktor lingkungan dari bayi sejak dalam kandungan dan bayi sesudah lahir, diantaranya seperti asupan gizi ibu saat hamil, riwayat persalinan, gizi yang diberikan bagi bayi setelah lahir, stimulasi lingkungan sekitar, trauma, penyakit dan lain-lain. Proses yang dialami setiap bayi/ anak berbeda dengan bayi/anak yang lainnya, sehingga ada kalanya tumbuh kembang setiap anak berbeda dengan anak lainnya, walaupun bayi/anak dilahirkan dari ibu yang sama.
            Pengertian dari pertumbuhan (growth) adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi, tingkat sel, organ maupun individu,yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound), ukuran panjang (cm,inchi), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
            Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan atau skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diprediksi sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya, termasuk perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
            Untuk pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan, bayi memerlukan nutrisi terbaik yaitu air susu ibu (ASI) secara eksklusif, setelah usia 6 bulan bayi kemudian diberi makanan pendamping ASI secara bertahap sambil bayi tetap disusui sampai usia bayi 24 bulan, sementara makanan pendamping ASI bagi bayi dapat berlangsung sampai 12 bulan, dimana pada saat tersebut adalah masa untuk mengenalkan menu sehat keluarga kepada bayi. Proses makan termasuk sebuah proses belajar melatih keterampilan motorik halus dan koordinasi bayi[1].
Perkembangan membutuhkan stimulasi, karena perkembangan merupakan kemampuan dari fungsi dan struktur tubuh. Peneliti di Baylor College of Medicine, Houston, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa anak yang tidak banyak mendapatkan stimulasi maka otaknya akan lebih kecil 30% dibanding anak lain yang mendapat stimulasi secara optimal. Otak dibagi dalam dua bagian otak besar dan otak kecil. Otak besar berperan penting dalam kemampuan berpikir dan tingkat kecerdasan seseorang, seperti belajar berhitung, logika, membaca, menulis, menganalisis, dan mengembangkan kemampuan daya ingat, sedangkan otak kecil memiliki tanggung jawab sebagai pengontrol koordinasi dan keseimbangan, seperti seni, kreativitas dan olah raga[2].
Sejak bayi dilahirkan sampai usia 1 tahun terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat sehingga masa ini disebut periode lompatan pertumbuhan otak. Dalam rentang waktu tersebut, sel neuron sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu berupa stimulasi-stimulasi. Stimulasi ini yang akan mengakibatkan terbentuknya sinapsis baru untuk merespon stimulasi tersebut. Stimulasi yang terus-menerus akan memperkuat sinaps yang lama sehingga otomatis akan membuat fungsi otak semakin baik dan membuat kualitas perkembangan  bayi/anakpun menjadi bertambah baik.


2.       Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel, jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik seseorang yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya, seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala (IDAI,2002).
Pengertian lain namun memiliki kesamaan arti mengenai pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (DepKes RI,2005). Dari pengertian tentang pertumbuhan di atas, disimpulkan bahwa pertumbuhan bayi/anak dapat dilihat dari berat badan, tinggi badan dan  lingkar kepala.
Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh. Secara normal, dalam minggu pertama bayi akan kehilangan berat tubuhnya maksimum 10% dari berat bayi lahir, bila berat lahir 3000gr, paling banyak bayi tersebut dapat turun berat badannya sampai angka 2700gr. Hal ini alamiah terjadi dikarenakan bayi mengalami kehilangan cairan melalui proses pernapasan, penguapan air dari kulit, BAK, serta mengeluarkan mekonium.
Pada minggu kedua berat badan bayi akan mulai meningkat, sehingga pada akhir minggu ke dua berat bayi setidaknya akan sama dengan berat lahirnya. Tiga bulan pertama, peningkatan berat badan bayi ASIsekitar 500-1000 gram perbulan. Pada tiga bulan berikutnya, peningkatan berat badan berkurang menjadi 300-500 gram perbulan. Pada masa-masa tertentu, bayi mengalami percepatan pertumbuhan yang lebih pesat dari biasanya (growth spurt atau pacu tumbuh), hal tersebut normal.
Setelah  bayi usia 6 bulan, biasanya bayi ASI terlihat lebih langsing dari pada bayi susu formula. Hal ini normal karena ASI lebih mudah digunakan oleh tubuh (efisien) sehingga tidak menimbun, sementara susu formula lebih sulit digunakan tubuh bayi sehingga menimbulkan resiko obesitas. Berikut akan ditampilkan gambaran kurva pada grafik pertumbuhan WHO, 2005. Dari grafik tersebut menunjukkan berat badan bayi di atas usia 6 bulan mulai melandai. Grafik pertumbuhan WHO 2005 diperoleh dari penelitian terhadap responden yang 75% diantaranya adalah bayi ASI[3]

Pengukuran tinggi badan digunakan untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetik. Pengukuran tinggi badan biasanya diukur dalam satuan centimeter, namun perkiraan tinggi badan dapat pula dilakukan dengan cara perkalian tinggi badan sebelumnya, yaitu usia 1 tahun tinggi badannya adalah 1,5 kali dari panjang badan lahir, usia 4 tahun adalah 2 kali panjang badan lahir dan 6 tahun adalah 1,5 kali tinggi badan usia1 tahun. Satuan ukur tetap dalam centimeter.
            Pengukuran lingkar kepala amat penting dipantau terutama pada usia 0-2 tahun untuk melihat kemungkinan terjadinya kelainan pada perkembangan volume kepala. Pengukuran ini dilakukan dengan cara mengukur lingkar kepala bayi/anak dan kemudian membandingkan dengan usia bayi/anak. Satuan ukur dalam centimeter.
            Berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala anak dipantau pada setiap kali berkunjung di tenaga kesehatan atau tempat layanan kesehatan. Hasil pengukuran akan diberi tanda pada grafik di buku KMS. KMS adalah kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap bulannya dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun (dapat diartikan sebagai rapor kesehatan dan gizi)[4]. Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan bayi ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS dan antara titik berat badan KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis, rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat berat badan akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya. Grafik pertumbuhan dalam KMS terdiri dari garis merah, pita warna kuning, hijau tua dan hijau muda.
            Berat badan balita di bawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan dan perlu mengalami perhatian khusus. Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik, artinya bayi mengalami gangguan pertumbuhan. Balita tumbuh baik bila berat badan balita naik setiap bulan. Balita sehat jika berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita warna di atasnya.

2.2              - Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dari struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002).
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian (DepKes RI, 2005).
Secara umum perkembangan terbagi menjadi empat bidang, yaitu[5]:
1.      Kemandirian dan sosial (personal-social)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri bayi/ anak untuk menyesuaikan diri dengan orang lain, bersosialisasi, berinteraksi dengan lingkungannya dan perhatian terhadap kebutuhan perorangan/ individu.
2.      Motorik halus atau kontrol terhadap gerakan jari tangan (fine motor adaptive)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan bayi/ anak untuk menggunakan bagian tubuh tertentu, tidak memerlukan banyak tenaga namun diperlukan kecermatan dan fungsi koordinasi yang lebih komplek. Seperti koordinasi mata, tangan, memainkan dan menggunakan benda-benda kecil.
3.      Bicara dan bahasa (language)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan bayi/anak untuk memberikan respon terhadap suara, mendengar, mengerti, memahami perkataan orang lain dan menggunakan bahasa serta mengungkapkan perasaan dan pendapat melalui kata-kata.


4.      Motorik kasar atau kontrol terhadap kepala dan tubuh (gross motor)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan bayi/anak untuk menggunakan dan melibatkan sebagian besar bagian tubuh biasanya menggunakan lebih banyak tenaga. Seperti duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot besar.
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Balita
Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang balita:
1.Faktor herediter
Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak. Faktor herediter meliputi faktor bawaan, jenis kelamin, ras dan suku bangsa. Pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki setelah lahir akan cenderung cepat dibanding dengan anak perempuan, serta akan bertahan sampai usia tertentu. Baik anak laki-laki atau anak perempuan akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat ketika mereka mencapai masa pubertas[6].
Faktor genetik dipengaruhi juga oleh kondisi kesehatan ataupun gizi saat si kecil masih berupa janin. Jadi kalau ibu kekurangan gizi, otomatis perkembangan sel-sel saraf dan pertumbuhan jaringan saraf janinpun tidak sebanyak yang seharusnya bisa dicapai jika gizi ibu bagus. Sebagai akibatnya, otak bayi cenderung kecil dan kemungkinan kemampuan memorinya menjadi sedikit. Proses kerja otak juga lebih lamban ketimbang otak yang ukurannya lebih besar. Kelak perkembangan motorik anak akan terlambat, dan sehari-haripun ia terlihat kurang cerdas.
2.Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan tercapai atau tidaknya potensi yang sudah dimiliki. Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan prenatal (lingkungan dalam kandungan) dan lingkungan post natal (lingkungan setelah bayi lahir).
Faktor lingkungan dalam hal ini orang-orang terdekat juga punya peran yang penting terutama untuk menstimulasi bayi/anak. Suara atau belaian orang tua merupakan stimulasi bagi bayi yang dapat mempercepat perkembangan otaknya.. Rangsangan yang lebih optimal tentu dapat diberikan setelah bayi lahir dibanding waktu bayi masih dalam kandungan. Faktor genetik dan lingkungan tidak bisa berdiri sendiri, keduanya saling berkaitan agar otak berkembang dengan baik[7]
Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi;
1.Faktor lingkungan prenatal, yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin, hormonal.
2.Faktor lingkungan post natal
a.Budaya lingkungan.
Dalam hal ini adalah budaya dalam lingkungan masyarakat yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Budaya lingkungan dapat menentukan bagaimana seseorang dapat mempersepsikan pola hidup sehat.
b.Status sosial ekonomi
Anak dengan keluarga yang memiliki status sosial ekonomi tinggi umunya pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik dibandingkan dengan anak dengan sosial ekonomi rendah.
c.Nutrisi
Nutrisi menjadi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang selama masa pertumbuhan. Dalam nutrisi terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air.



d.Iklim dan cuaca
Pada saat musim tertentu kebutuhan gizi dapat dengan mudah diperoleh, namun saat musim yang lain justru sebaliknya. Sebagai contoh pada saat musim kemarau persediaan air bersih atau sumber makanan sangatlah sulit.
e.Olah raga atau latihan fisik
Olah raga atau latihan fisik dapat memacu perkembangan anak karena dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga suplai oksigen ke seluruh tubuh dapat teratur serta dapat meningkatkan stimulasi perkembangan tulang, otot dan pertumbuhan sel lainnya.
f.Posisi anak dalam keluarga
Secara umum anak pertama memiliki kemampuan intelektual lebih menonjol dan cepat berkembang karena sering berinteraksi dengan orang dewasa, namun dalam perkembangan motoriknya kadang-kadang terlambat karena tidak ada stimulasi yang biasa dilakukan dengan saudara kandungnya. Sedangkan pada anak kedua atau tengah kecenderungan orang tua yang sudah biasa merawat anak lebih percaya diri sehingga kemampuan anak untuk beradaptasi lebih cepat dan mudah meski dalam perkembangan intelektual biasanya kurang dibandingkan dengan anak pertama.
g.Status kesehatan
Apabila anak dalam kondisi sehat dan sejahtera maka percepatan untuk tumbuh kembang menjadi sangat mudah, dan sebaliknya apabila anak mempunyai penyakit kronis maka pencapaian untuk maksimal dalam tumbuh kembangnya anak akan terhambat.
3.Faktor hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain hormon somatotropin, tiroid dan glukokortikoid. Hormon somatotropin (growth hormone) berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan dengan menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilago dan sistem skeletal. Hormon tiroid berperan dalam stimulasi metabolisme tubuh. Hormon glukokortikoid mempunyai fungsi untuk menstimulasi pertumbuhan sel intertisial dari testis (untuk memproduksi testosterone) dan ovarium (untuk memproduksi estrogen), selanjutnya hormon tersebut menstimulasi perkembangan seks baik pada anak laki-laki maupun perempuan yang sesuai dengan peran hormonnya[8].
Tahap pencapaian tumbuh kembang anak:
1.masa prenatal
Masa prenatal terdiri atas dua fase yaitu fase embrio dan fase fetus. Pada masa embrio pertumbuhan dimulai dari konsepsi hingga 8 minggu pertama, pada minggu ke dua terjadi pembelahan sel dan terjadi pemisahan jaringan antara endoderm dengan ectoderm, pada minggu ketiga terbentuklah lapisan mesoderm.
2.masa post natal
Pertumbuhan atau perkembangan postnatal dikenal dengan pertumbuhan dan perkembangan setelah lahir. Ini dimulai dari masa neonatus (0-28 hari) yang merupakan masa terjadinya kehidupan yang baru dalam masa ekstrauteri yaitu adanya proses adaptasi semua sistem organ tubuh.
Ciri-ciri tumbuh kembang anak:
1.Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan, misal perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2.Pertumbuhan dan perkembangan tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati tahapan sebelumnya, contoh: seorang anak tidak bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat, karena perkembangan awal merupakan masa kritis untuk menetukan perkembangan masa selanjutnya.
 3.Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
      Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan memiliki kecepatan yang berbeda baik perkembangan fisik maupun fungsi organ.
4.Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Anak sehat, bertambah umur bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
            5.Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut 2 hukum:
            a.Perkembangan terjadi dahulu di daerah kepala kemudian menuju arah anggota tubuh
b.Perkembangan antropometri terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimosdital).
            6.Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan (DepKes,2005).
-Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi dan Balita
            Stimulasi dimaksudkan untuk melatih kemampuan bayi agar bayi dapat menguasai keterampilan tertentu pada usia yang seharusnya. Cukup banyak kejadian keterlambatan perkembangan terjadi hanya karena kurang stimulasi. Banyak kemampuan telah dapat dimulai dipelajari sejak dini, seperti kemampuan bicara.
            Kemampuan bicara mulai dipelajari bayi saat belajar berkomunikasi dengan ibu, mendengar ibu berbicara dengannya, mendengar ibu membacakan buku cerita sederhana hingga terekam cukup baik dan bayi berusaha menirunya, sampai akhirnya si bayi dapat berbicara sesuai dengan target pencapaian kemampuan bicara untuk usianya.
            Pada saat ibu mendendangkan lagu-lagu yang terasa nikmat serta belaian dan sentuhan pada bayi serta ajakan komunikasi dengan bayi meskipun bayi belum dapat berbicara, hal tersebut memberikan stimulasi bagi otak bayi, melodi akan menstimulasi otak kanan bayi, sedangkan lirik lagu yang didendangkan ternyata mampu merangsang otak bagian kiri bayi. Mainan-mainan edukatif juga dapat menstimulasi kecerdasan otak anak melalui permainan yang melibatkan berpikir, mengamati, melatih kemampuan motorik kasar (koordinasi kaki/tangan) dan motorik halus, belajar memegang sesuatu dengan benar. Alat main yang berwarna-warni dan tekstur mainan yang bermacam-macam adalah mainan yang sesuai bagi stimulasi bayi dan balita[9]. Tidak pernah ada kata terlalu dini untuk memberikan stimulasi pada bayi kita, sepanjang kita menegtahui apa dan bagaimana stimulasi yang harus dilakukan.[10].
            Prinsip dalam melakukan stimulasi:
            1.Pemantauan kegiatan pada latihan gerak kasar dan halus, latihan bicara dan kemandirian bergaul.
            2.Bertahap dan berkelanjutan.
            3.Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai bayi/ anak.
            4.Alat bantu sederhana, tidak berbahaya, mudah didapat.
            5.Suasana dibuat menyenangkan, bervariasi dan tidak membosankan.
           6.Dilakukan dengan wajar, tanpa paksaan, tidak menghukum, tidak membentak pada saat bayi/ anak tidak mau melakukan kegiatan yang ada dalam tugas perkembangan.
            7.Bayi/ anak diberi pujian jika bayi/ anak berhasil melakukan tugas perkembangan.
            Yang diharapkan dari stimulasi tumbuh kembang adalah perkembangan bayi atau anak terpantau, mencapai tingkat perkembangan yang baik dan optimal, meliputi: kecerdasan, trampil, mudah bergaul, mandiri, kreatif, sopan santun, berkepribadian, budi pekerti yang baik[11].

            Berikut ini adalah table daftar hal yang secara umum (lebih dari 75%) telah dapat dilakukan pada bayi dalam rentang usia tertentu[12].
Kemampuan bayi
Umur 0-3 bulan
Umur 3-6 bulan
Kontrol kepala dan tubuh (motorik kasar)
-mengangkat kepala 45 0
-menggerakkan kepala ke kiri, tengah dan ke kanan
-gerakkan sisi kanan dan kiri sama/ seimbang
-mengangkat kepala 90 0
-mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
-jika ditarik dari posisi tidur ke posisi duduk, kepala akan terangkat dengan baik dan stabil
-tengkurap
-saat tengkurap, bayi dapat mengangkat dada bertumpu pada lengan
Keterampilan tangan dan jari (motorik halus)
-menggenggam icik-icik
-kedua tangan bersentuhan
-menggenggam pensil
-meraih benda yang ada dalam jangkauannya
-mengamati dan memegang tangannya sendiri
-melihat ke arah benda yang ditunjuk
-meraup manik-manik/ kacang
-mencari benda jatuh
Kemampuan bicara dan bahasa
-besuara spontan atau bereaksi dengan bersuara “oooaahh”
-terkejut terhadap suara keras
-mengeluarkan suara gembira nada tinggi atau memekik (teriak)
-tertawa
-mengoceh/menoleh ke arah suara
Kemampuan Bayi
Umur 0-3 bulan
Umur 3-6 bulan
Kemampuan sosial dan kemandirian
-melihat dan menatap wajah ibu/ ayah
-membalas senyuman
-mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
-terpaku pandangannya jika benda yang semula ada, tiba-tiba menghilang
-mengarahkan matanya pada benda kecil yang bergerak di dekatnya
-tersenyum saat melihat mainan/ gambar yang menarik saat bermain sendiri

Kemampuan Bayi
Umur 6-9 bulan
Umur 9-12 bulan
Kontrol kepala dan tubuh (motorik kasar)
-duduk tanpa bersandar
-belajar berdiri, kedua kakinya menyangga berat badannya
-berbalik dari tengkurap ke telentang dan sebaliknya
-merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang
-mengangkat badannya ke posisi berdiri
-belajar berdiri berpegangan atau berdiri sendiri selama 2 detik
-belajar dengan dituntun
Keterampilan tangan dan jari (motorik halus)
-memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
-memungut 2 benda masing-masing tangan  memegang 1 benda pada saat yang sama

-menggenggam erat pensil
-memasukkan benda ke mulutnya
-membenturkan 2 benda yang ada pada genggamannya
-memungut benda sebesar kacang dengan ibu jari dan telunjuk (menjimpit)
-membalik halaman buku


Kemampuan Bayi
Umur 6-9 bulan
Umur 9-12 bulan
Kemampuan bicara dan bahasa
-bersuara tanpa arti: mamama, tatata,papapa…
-mengulang menirukan bunyi yang didengar
-bereaksi terhadap suara pelan atau bisikan
-bisa mengucapkan “mama-papa”
Kemampuan sosial dan kemandirian
-mencari mainan/ benda yang dijatuhkan
-makan camilan genggam sendiri
-minum dari gelas sendiri
-bermain tepuk tangan/ cilukba
-bergembira dengan melempar bola
-senang diajak main cilukba
-mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal
-mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin meneyntuh apa saja
-makan camilan genggam sendiri
-tepuk tangan/ melambai
-menyatakan keinginan tanpa menangis

Berikut ini cara melakukan berbagai stimulasi sesuai usia berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan RI, 2006.
1.      Usia 0-3 bulan
Melatih kemampuan motorik kasar:
a. Mengangkat kepala. Letakkan bayi pada posisi telungkup. Gerakkan sebuah mainan warna cerah atau buat suara-suara gembira di depan bayi sehingga bayi akan belajar mengangkat kepalanya.
b.      Menahan kepala tetap tegak. Gendong bayi dalam posisi tegak agar ia dapat belajar menahan kepalanya tetap tegak.
c.       Berguling-guling. Letakkan mainan warna cerah di dekat bayi agar ia melihatnya dan tertarik pada mainan tersebut. Kemudian, pindahkan mainan ke sisi lain dengan perlahan. Awalnya bayi perlu dibantu dengan cara menyilangkan paha bayi agar badannya ikut bergerak miring sehingga memudahkan bayi berguling. Ketika berguling, senyumlah padanya, tunjukkan rasa kasih saying dan puji bayi anda. Jaga agar bayi tidak jatuh.
Melatih kemampuan motorik halus:
a.       Melihat, meraih dan menendang mainan gantung. Gantungkan mainan di atas tempat tidur bayi. Bayi akan tertarik dan melihat, menendang atau menggapai mainan tersebut. Pastikan mainan tidak bisa dimasukkan dalam mulut bayi dan tidak lepas dari gantungannya.
b.      Memperhatikan benda bergerak. Dekatkan wajah anda dan benda atau mainan menarik berwarna cerah ke wajah wajah bayi agar ia melihat dan memperhatikannya. Perlahan gerakkan wajah anda atau mainan itu ke sisi kanan dan kiri sehingga bayi mengikuti gerakkan tersebut.
c.       Melihat benda kecil. Pangku bayi di dekat sebuah meja, kemudian jatuhkan sebuah benda kecil (misalnya bola kecil, dadu, kelereng) dari atas meja, tepat di depan bayi anda. Anda juga dapat memutar benda itu di atas meja dan melihat apakah bayi memperhatikannya.
d.      Memegang benda, meraba dan merasakan bentuk permukaan. Letakkan aneka benda/ mainan yang berbunyi atau berwarna cerah di tangan bayi atau sentuhkan benda tersebut pada punggung tangannya. Amati cara ia memegang benda tersebut. Semakin bertambah umur bayi, ia akan semakin mampu memegang benda-benda kecil dengan ujung jari (menjimpit). Ajak bayi meraba dan merasakan berbagai bentuk dan tekstur aneka mainan yang nyaman. Jaga agar benda tidak melukai bayi, tertelan.
Melatih kemampuan berbicara dan bahasa:
a.       Berbicara. Setiap hari, berbicaralah dengan bayi sesering mungkin. Gunakan setiap kesempatan bersama bayi. Bayi tidak pernah terlalu muda untuk diajak bicara.
b.      Meniru-nirukan suara. Tirukan ocehan bayi sesering mungkin maka ia akan menirukan kembali suara anda.
c.       Mengenali berbagai suara. Ajak bayi mendengarkan berbagai suara music, radio, TV, orang berbicara dan sebagainya. Buatlah suara kemirincingan, mainan yang dipencet atau bel. Perhatikan reaksi bayi terhadap suara yang berlebihan.
Melatih kemampuan sosial dan kemandirian:
a.       Memberi rasa aman dan kasih sayang. Sesering mungkin peluk dan belai bayi, bicaralah kepada bayi dengan nada lembut dan halus serta penuh kasih saying. Ketika bayi rewel, cari dan atasi masalahnya. Untuk menenangkan bayi, anda bisa mengayunkan bayi dengan santai. Ketika menidurkan, bersenandunglah dengan nada lembut dan penuh kasih, ayun bayi perlahan dan lembut sampai ia tertidur.
b.      Mengajak bayi tersenyum. Sesering mungkin ajak bayi tersenyum dan tatap mata bayi. Balas senyuman setiap kali bayi tersenyum. Buatlah suara-suara yang menyenangkan dan berbicara kepada bayi sambil tersenyum.
c.       Mengajak bayi mengamati benda-benda dan keadaan sekitarnya. Gendong bayi berkeliling sambil memperlihatkan/ menunjukkan benda-benda yang cerah atau bercahaya. Sangga bayi pada posisi tegak sehingga ia dapat melihat apa yang ada di sekitarnya.
d.      Meniru ocehan dan mimik wajah bayi. Perhatikan apa yang dilakukan bayi, tirukan ocehan dan mimik wajahnya.
2.      Usia 3-6 bulan
Melatih kemampuan gerak kasar:
a.       Mengembangkan kontrol kepala.
-          Berguling-guling, merangsang bayi untuk tengkurap
-          Bayi yang telah dapat mengontrol kepalanya dapat dilatih agar otot leher bayi menjadi lebih kuat, misalnya dengan meletakkan bayi pada posisi telentang, pegang kedua pergelangan tangan bayi, tarik bayi perlahan kea rah anda hingga bayi berada pada posisi duduk atau ½ duduk.

b.      Belajar duduk
Bantu bayi untuk duduk sendiri. Mula-mula, bayi didudukkan di kursi dengan sandaran agar tidak jatuh ke belakang. Ketika bayi dalam posisi duduk, beri maianan kecil di tangannya. Jika bayi belum bisa duduk tegak, topang tangan bayi. Jika bayi bisa duduk tegak, dudukkan bayi tanpa sandaran atau penyangga.
c.       Menyangga berat. Angkat badan bayi pada posisi berdiri dengan tangan anda menyangga pada kedua ketiak bayi. Perlahan turunkan bayi sehingga kedua kakinya menyentuh pangkuan anda atau tempat tidur. Cobalah agar bayi mau mengayunkan badannya dengan gerakkan naik-turun serta menyangga sebagian berat badan nya dengan kedua kakinya.
Kemampuan gerak halus:
a.       Memegang benda dengan kuat. Minta bayi untuk menggenggam benda/ mainannya. Cobalah tarik perlahan benda tersebut untuk melatih bayi memegang benda dengan kuat.
b.      Memegang benda dengan kedua tangan. Minta bayi menggenggam benda/ mainan. Rangsang bayi untuk memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan lainnya, misalnya dengan anda juga memegang sebuah maian di tangan anda dan memindahkannya dari satu tangan ke tangan lainnya (agar bayi meniru). Atau dengan meminta bayi memindahkan mainannya dan menyentuh tangan yang sedang tidak memegang mainan.
c.       Minta bayi menggenggam satu benda di tangan kiri dan satu benda di tangan kanan.
Kemampuan bicara dan bahasa:
a.       Mencari sumber suara. Bunyikan suara-suara yang riang/ menyenangkan atau bunyikan bel/ boneka dan sebagainya. Ajari bayi agar memalingkan wajahnya kearah sumber suara dengan cara mencontohkan sambil meminta ia meniru atau membawa bayi mendekati suara tersebut. Perdengarkan aneka macam suara untuk melatih bayi mengenali berbagai suara dan meniru suara tersebut.
b.      Menirukan kata-kata. Bicaralah pada bayi dengan artikulasi yang jelas dan perlahan (tidak cepat-cepat). Ulangi beberapa kata berkali-kali dan ajak bayi untuk menirukan kata yang anda ucapkan.


Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian:
a.       Bermain cilukba. Bermain cilukba dilakukan sambil berbicara dan tersenyum kepada bayi untuk menciptakan suasana bermain yang riang.
b.      Melihat dirinya di kaca. Ajak bayi berkaca sambil mengajaknya berbicara, menceritakan kepadanya bayangan yang muncul di cermin dan mencoba meraba bayangan diri pada cermin.
c.       Berusaha meraih mainan. Letakkan sebuah mainan sedikit jauh dari bayi. Gerak-gerakkan mainan tersebut di depan bayi sambil berbicara dengannya agar ia berusaha untuk mendapatkan mainan tersebut. Jangan terlalu lama membiarkan ia berusaha mendapatkan mainan tanpa hasil, agar ia tidak kecewa.
v   Usia 6-9 bulan
Kemampuan gerak kasar:
a.       Merangkak. Letakkan sebuah mainan di luar jangkauan bayi, usahakan agar ia mau merangkak ke arah mainan dengan menggunakan kedua tangan dan lututnya.
b.      Menarik ke posisi berdiri. Dudukkan bayi di tempat tidur, kemudian tarik bayi ke posisi berdiri. Selanjutnya lakukan hal tersebut di atas meja, kursi atau tempat lainnya.
c.       Berjalan berpegangan/ dengan bantuan. Ketika bayi telah mampu berdiri, letakkan mainan yang disukainya di depan bayi dan jangan terlalu jauh. Buatlah agar bayi mau berjalan berpegangan pada ranjangnya atau perabot rumah tangga untuk mencapai mainan tersebut.
Kemampuan gerak halus:
a.       Memasukkan benda ke bawah
Ajari bayi cara memasukkan dan mengeluarkan mainan/  benda kecil dari dalam wadah. Pastikan benda-benda tersebut tidak berbahaya dan tidak terlalu kecil sehingga akan membuat bayi tersedak jika benda tersebut tertelan.
b.      Bermain genderang. Ambil kaleng kosong bekas dengan bagian atasnya ditutup dengan plastik/ kertas tebal seperti “genderang”. Tunjukkan cara memukul genderang dengan sendok atau sumpit hingga menimbulkan suara.
c.       Memegang alat tulis dan mencoret-coret. Sediakan krayon atau pensil warna dan kertas bekas di atas meja. Dudukkan bayi di pangkuan anda, bantu bayi memegang pensil warna/ krayon dan ajaklah bayi mencoret-coret kertas.
d.      Bermain mainan yang mengapung di air. Buat mainan dari karton/ kotak/ plastik bekas yang mengapung di air. Biarkan bayi bermain dengan mainan tersebut saat mandi, tetapi jangan biarkan bayi sendirian ketika mandi/ main di air.
e.       Membuat bunyi-bunyian.
-          Tangan kanan dan kiri bayi masing-masing memegang mainan yang tidak dapat pecah. Bantu agar bayi membuat bunyi-bunyian dengan cara memukul-mukul kedua benda tersebut.
-          Ambil kaleng kososng bekas dengan bagian atasnya ditutup dengan plastik/ kertas tebal seperti “genderang”. Tunjukkan cara memukul “genderang” dengan sendok/ sumpit hingga menimbulkan suara.
f.       Menyembunyikan dan mencari maianan. Sembunyikan mainan atau benda yang disukai bayi dengan cara ditutup selimut/koran, sebagian saja. Tunjukkan ke bayi cara menemukan mainan tersebut dengan mengangkat kain/koran penutup mainan. Setelah bayi mengerti, tutup mainan tersebut sepenuhnya dengan selimut/ Kran dan biarkan ia mencari mainan itu sendiri.
Kemampuan bicara dan bahasa:
a.       Menyebutkan dan menunjukkan nama gambar-gambar di buku atau majalah. Pilih gambar-gambar menarik yang berwarna-warni (misalnya gambar binatang, kendaraan, meja, gelas dan sebagainya) ari buku atau majalah. Sebutlah nama gambar yang anda tunjukkan kepada bayi. Ajak bayi melihat gambar dan menunjukkan gambar yang disebutkan. Usahakan bayi mengulangi kata yang anda sebutkan. Lakukan stimulasi ini setiap hari dalam beberapa menit.
b.      Menyebutkan dan menunjukkan benda-benda di sekitar bayi. Sama seperti menyebut dan menunjuk nama gambar, hal yang sama dapat kita lakukan pada benda-benda di sekitar kita yang menarik, misalnya hewan (ikan, kucing, anjing dan lain-lain), foto ayah atau ibunya, foto diri, alat rumah tangga (piring, gelas dan lain-lain), perabotan dalam rumah atau mainan yang ia miliki.

Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian:
a.       Permainan bersosialisasi. Ajak bayi berinteraksi dengan orang di sekitarnya, seperti mengajaknya melambaikan tangan atau bersalaman.
b.      Keterampilan makan.Mulai usia 6 bulan, bayi mulai dikenalkan pada makanan pendamping ASI. Saat makan dapat menjadi saat belajar penuh stimulasi. Ciptakanlah suasana makan yang menyenangkan, libatkan bayi secara aktif dengan memberinya sendok untuk ia pegang sendiri walaupun ia masih tetap disuapi. Ajarkan bayi makan sambil duduk di tempat makannya dengan alat makannya sendiri. Kenalkan bayi pada kebiasaan-kebiasaan baik, seperti mencuci tangan sebelum makan, berdoa sebelum makan, makan pada jadwal tertentu dan makan pada satu posisi yang sama (tidak sambil berjalan-jalan atau berpindah-pindah). Bicaralah pada bayi selama makan dan berilah ia pujian jika ia menunjukkan keinginan untuk makan.
v  Usia 9-12 bulan
Kemampuan gerak kasar:
a.       Membungkuk. Jika bayi sudah bisa berdiri, letakkan sebuah mainan di lantai. Ajaklah agar ia mau membungkuk dan mengambil mainan tanpa berpegangan. Mula-mula, mungkin bayi perlu dibantu.
b.      Berjalan sendiri. Bantu bayi agar ia mau berjalan beberapa langkah tanpa berpegangan. Buat permainan seperti meminta bayi berjalan ke pelukan anda atau untuk mendapatkan mainan yang disukainya. Berilah pujian jika bayi mau berjalan beberapa langkah. Jika bayi belum siap berjalan, tunggu beberapa hari dan coba lagi.
c.       Bermain bola. Ajak bayi bermain bola. Gelindingkan bola ke arah bayi dan usahakan agar ia menggelindingkan kembali bola kea rah anda. Untuk pertama kali, gunakanlah bola yang besar dan lunak. Seiring dengan bertambahnya usia anak, gunakan bola berbagai ukuran, tetapi jangan gunakan bola yang terlalu kecil sehingga dapat tertelan.
d.      Naik tangga. Tunjukkan kepada bayi cara naik tangga dengan merangkak, kemudian bimbing ia menuruni tangga dengan melangkahkan kakinya. Gunakan tangga yang rendah dan jangan tinggalkan bayi sendirian di sekitar tangga.
Kemampuan gerak halus:
a.       Menyusun balok atau kotak
Ajari bayi menyusun beberapa balok/ kotak/ kaleng/ mainan anak berbentuk kubus/ balok. Beri ia pujian jika berhasil menusun balok. Tingkatkan jumlah balok yang disusun seiring dengan meningkatnya keterampilan bayi.
b.      Menggambar. Letakkan krayon/ pensil warna dan kertas di meja. Ajak bayi menggambar sambil mendengarkan musik atau melantunkan lagu. Bebaskan kreasi bayi, jangan dibatasi dengan pemikiran orang dewasa dan beri ia pujian bagaimanapun gambar yang dihasilkan.
c.       Bermain di ruang makan. Ajak bayi mambantu menata piring-piring plastik yang ringan atau menuangkan makanan/ minumannya sendiri ke dalam mangkuk/ gelas bayi bayi. Hal ini juga dapat merangsang nafsu makan bayi karena ia dilibatkan secara aktif dalam proses persiapan makan yang dimaksudkan untuk menimbulkan ketertarikan bayi terhadap makanan tersebut. Puji bayi jika ia berhasil memberi sedikit bantuan dan bicaralah tentang aneka makanan yang ada di hadapannya.
Kemampuan bicara dan bahasa:
a.       Berbicara dengan boneka. Berpura-pura bahwa boneka tersebut berbicara dengan bayi anda. Rangsang bayi untuk berbicara dengan bonekanya. Beri nama pada boneka tersebut untuk lebih menghidupkan suasana bermain.
b.      Menirukan kata-kata. Gunakanlah setiap kesempatan untuk berbicara dengan bayi anda. Gunakan artikulasi yang jelas dan diucapkan secara perlahan (tidak cepat-cepat). Usahakan bayi meniru kata yang anda ucapkan. Jika bayi mau menirukan, pujilah dia, ulangi kata tersebut dan buat agar ia mau mengulanginya.
c.       Bersenandung dan bernyanyi. Nyanyikan lagu dan bacakan syair anak-anak kepada bayi sesering mungkin.
d.      Membaca buku cerita. Cerita bergambar yang sederhana dengan kalimat-kalimat yang pendek dan huruf besar-besar dapat mulai dibacakan pada bayi sambil menunjukkan gambar warna-warni dalam buku tersebut.


Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian:
a.       Minum sendiri dari sebuah cangkir/ gelas bertangkai. Bantu bayi memegang cangkir dan minum dari cangkir/gelas tersebut. Cangkir plastik tertututp dengan lubang mulut dapat dipakai untuk tahap awal. Isi cangkir paling banyak ½ gelas agar tidak tumpah.
b.      Makan camilan genggam. Camilan genggam seperti wortel rebus atau irisan buah dengan cocolan saus alami dapat mulai dilatih pada usia ini. Camilan genggam tidak hanya merangsang kemandirian, juga melatih koordinasi antara tangan dan mata serta melatih kemampuan menggigit dan mengunyah.
c.       Makan bersama. Ajak bayi makan bersama dengan anggota keluarga yang lain. Bayi duduk dekat dengan meja makan, makan dari piring dan sendoknya sendiri sambil tetap dibantu jika suapannya lebih banyak yang tumpah. Beri pujian jika ia berhasil menyuap sendiri. Makanan bayi pada usia ini masih berbeda dari makan keluarga.
d.      Menarik mainan yang letaknya agak jauh. Ajari bayi untuk mengambil sendiri mainan yang letaknya agak jauh dengan cara meraih, menarik atau mendekatkan badannya kea rah mainan tersebut. Letakkan mainan yang bertali agak jauh, ajari bayi menarik tali untuk mendapatkan mainan tersebut. Bayi harus dalam pengawasan selama bermain dengan tali.
v  Usia 12-15 bulan
Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian[13]
a.       Bermain bola dengan orangtua. Gulingkan, gelendingkan bola kearah anak dan usahakan agar anak membalas serupa atau memukul bola kembali ke orangtua, lakukan beberapa kali.
b.      Membantu di rumah. Minta anak untuk melakukan tugas rumah yang sederhana seperti mengambil mainannya sendiri atau mengambil seseuatu untuk orang lain seperti pulpen, atau yang lain bila disuruh.


Kemampuan motorik halus[14]
a.       Mencoret-coret. Letakkan kertas dan pensil di atas meja di depan anak, pada jarak yang mudah dijangkau. Bila perlu, berikan pensil ke tangan anak dan motivasi anak untuk mencoret-coret, perhatikan keamanan anak selama melakukan stimulasi, terutama mata dan mulut selama penggunaan pensil.
b.      Ambil manik-manik ditunjukkan. Contohkan pada anak 2-3 kali untuk mengeluarkan manik-manik dari botol, kemudian minta anak untuk mengulanginya
Kemampuan bahasa[15]
a.       3 Kata. Minta anak mengucapkan 3 kata selain kata “mama”, “papa”,nama binatang dan nama anggota keluarga.
b.      6 Kata. Minta anak mengucapkan 6 kata selain kata “mama”, “papa”,nama binatang dan nama anggota keluarga.
Kemampuan motorik kasar[16]
a.       Membungkuk kemudian berdiri. Sementara anak berdiri sendiri di lantai, tanpa sanggahan/ pegangan, letakkan mainan di lantai di depan si anak. Mintalah supaya anak mengambil mainan tersebut.
b.      Berjalan dengan baik. Lihatlah apakah anak mampu berjalan seimbang.
v  Usia 15-18 bulan
Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian[17]
a.       Menyuapi boneka. Letakkan boneka dan botol minuman mainan di atas meja, di depan anak. Katakan kepada anak “beri adik bayi minum”  atau beri adik bayi botol susu”

Kemampuan motorik halus[18]
a.       Menara dari 2 kubus. Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja dan kedua tangan berada di atas meja. Letakkan kubus-kubus (balok-balok mainan) di atas meja. Orangtua memberi contoh dengan menyusunnya setinggi mungkin, bila perlu diulang sampai 3 kali. Lihat apakah anak dapat menyusun 2 buah balok, dengan meletakkan 1 kubus dia atas kubus yang lain dan tidak jatuh.
b.      Menara dari 4 kubus. Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja dan kedua tangan berada di atas meja. Letakkan kubus-kubus (balok-balok mainan) di atas meja. Orangtua memberi contoh dengan menyusunnya setinggi mungkin, bila perlu diulang sampai 3 kali. Lihat apakah anak dapat menyusun 1 buah kubus dengan meletakkan 1 kubus yang lain  sampai 4 kubus dan tidak jatuh.
Kemampuan bahasa
a.       6 Kata. Minta anak mengucapkan 6 kata selain kata “mama”, “papa”,nama binatang dan nama anggota keluarga.
Kemampuan motorik kasar[19]
a.       Lari. Dorong anak berlari dengan melemparkan bola ke padanya dengan sengaja.
b.      Berjalan naik tangga. Stimulasi anak agar mengambil sesuatu dengan menaik tangga, tidak dengan merangkak tetapi melangkah ke atas.
v  Usia 18-24 bulan
Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian
a.       Gosok gigi dengan bantuan. Bantu mengoleskan pasta gigi pada sikat gigi, awasi anak saat memegang dan menggerak-gerakkan sikat gigi diantara gigi, beri sedikit bantuan untuk mengarahkan sikat, tetapi anak harus menyikat lebih banyak.
b.      Cuci dan mengeringkan tangan. Ajak anak mencuci tangan, biarkan anak menyabuni, membilas dan mengeringkan tangannya sampai betul-betul hampir bersih dari sabun serta kering.
Kemampuan motorik halus
a.       Menara dari 6 kubus. Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja dan kedua tangan berada di atas meja. Letakkan kubus-kubus (balok-balok mainan) di atas meja. Orangtua memberi contoh dengan menyusunnya setinggi mungkin, bila perlu diulang sampai 3 kali. Lihat apakah anak dapat menyusun 1 buah kubus dengan meletakkan 1 kubus yang lain  sampai 6 kubus dan tidak jatuh.
Kemampuan bahasa[20]
a.       Menunjuk 2 gambar. Tunjukkan kepada anak gambar di belakang lembar tes, lalu katakan pada anak “ tunjukkan mana burung”, “tunjukkan mana manusia”, “ tunjukkan mana anjing”.
b.      Menyebut 1 gambar.  Tunjukkan kepada anak salah satu gambar, ada gambar kucing, burung, manusia, anjing, kuda pada  satu waktu dan tanyakan kepada sia anak “gambar apa ini?”
Kemampuan motorik kasar
a.       Lari. Dorong anak berlari dengan melemparkan bola ke padanya dengan sengaja.
b.      Menendang bola ke depan. Letakkan bola ± 15 cm di depan anak berdiri. Suruh anak menendangnya, orang tua dapat memberikan contoh terlebih dahulu bagaimana mengerjakannya.

v  Usia 24-36 bulan
Kemampuan bersosialisasi
a.       Cuci dan mengeringkan tangan. Ajak anak mencuci tangan, biarkan anak menyabuni, membilas dan mengeringkan tangannya sampai betul-betul hampir bersih dari sabun serta kering.
b.      Menyebut nama teman. Minta anak menyebutkan nama teman bermainnya, bukan teman yang tinggal serumah.
Kemampuan motorik halus
a.       Menara dari 6 kubus. Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja dan kedua tangan berada di atas meja. Letakkan kubus-kubus (balok-balok mainan) di atas meja. Orangtua memberi contoh dengan menyusunnya setinggi mungkin, bila perlu diulang sampai 3 kali. Lihat apakah anak dapat menyusun 1 buah kubus dengan meletakkan 1 kubus yang lain  sampai 6 kubus dan tidak jatuh.
b.      Menara dari 8 kubus. Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja dan kedua tangan berada di atas meja. Letakkan kubus-kubus (balok-balok mainan) di atas meja. Orangtua memberi contoh dengan menyusunnya setinggi mungkin, bila perlu diulang sampai 3 kali. Lihat apakah anak dapat menyusun 1 buah kubus dengan meletakkan 1 kubus yang lain  sampai 8 kubus dan tidak jatuh.
c.       Meniru garis vertical. Anak didudukkan atau dipangku orang tua, diatur sedemikian rupa sehingga posisinya sesuai dan nyaman untuk menulis. Berikan kertas dan pensil pada si anak dan mintalah kepadanya untuk menggambar garis sesuai dengan contoh yang diberikan yaitu garis vertical. Tunjukkan bagaimana menggambar garis vertical pada anak.
Kemampuan bahasa
a.       Menunjuk 4 gambar. Tunjukkan kepada anak gambar di belakang lembar tes, lalu katakan pada anak “ tunjukkan mana burung”, “tunjukkan mana manusia”, “ tunjukkan mana anjing”, tunjukkan kucing, lihat apakah anak dapat menunjuk dengan benar 4 atau 5 gambar.
b.      Menyebut 4 gambar.  Tunjukkan kepada anak salah satu gambar, ada gambar kucing, burung, manusia, anjing, kuda pada  satu waktu dan tanyakan kepada sia anak “gambar apa ini?”. Lihat apakah anak  dapat menyebut 4 nama gambar.
Kemampuan motorik kasar
a.       Melempar bola lengan ke atas. Berikan bola ke anak, suruh melempar bola ke orang tua dengan lemparan kea rah atas dan mengarah ke depan. Orang tua dapat mencontohkan bagaimana mengerjakannya.
b.      Berdiri 1 kaki. Tunjukkan kepada anak bagaimana menyeimbangkan diri untuk berdiri dengan 1 kaki tanpa berpegangan, perintahkan anak untuk melakukan hal tersebut selama ia mampu. Lakukan bisa sampai 3 kali, kecuali ia dapat menyeimbangkan diri selama 6 detik atau lebih.
v  Usia 3-4 tahun[21]
Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian
a.       Menyebut nama teman. Minta anak menyebutkan nama teman bermainnya, bukan teman yang tinggal serumah.
b.      Memakai T-Shirt. Ajak anak untuk melepaskan t-shirt dari kepala dan memakainya sendiri dengan memasukkan lengan ke lengan baju.
Kemampuan motorik halus
a.       Menara dari 8 kubus. Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja dan kedua tangan berada di atas meja. Letakkan kubus-kubus (balok-balok mainan) di atas meja. Orangtua memberi contoh dengan menyusunnya setinggi mungkin, bila perlu diulang sampai 3 kali. Lihat apakah anak dapat menyusun 1 buah kubus dengan meletakkan 1 kubus yang lain  sampai 8 kubus dan tidak jatuh.
b.      Menggoyangkan ibu jari. Contohkan pada anak dengan menggunakan 1 atau 2 tangan untuk membuat genggaman dengan posisi ibu jari mengarah ke atas. Ayun-ayunkan ibu jari anda ke kanan ke kiri (hanya ibu jari). Katakan kepada anak untuk menggerakkan ibu jari dengan cara yang sama. Biarkan anak melakukan sendiri dalam meletakkan posisi tangan anak.


Kemampuan bahasa
a.       Menyebut 1 warna.Letakkan kubus yang berwarna merah, biru, kuning dan hijau di atas meja di depan anak. Tunjukkan 1 kubus dan tanyakan kepada anak “ini warna apa?”. Setelah anak menjawab, pindahkan kubus dan minta anak menyebutkan warna-warna kubus yang lain. Ulangi untuk 4 warna seluruhnya.
b.      Kegunaan 2 benda. Tanyakan kepada anak satu persatu pertanyaan berikut, “apa gunanya cangkir?, “apa gunanya pensil?”, “apa gunanya kursi?”
Kemampuan motorik kasar
a.       Berdiri 1 kaki 1-2 detik. Tunjukkan kepada anak bagaimana menyeimbangkan diri untuk berdiri dengan 1 kaki tanpa berpegangan. Perintahkan anak untuk melakukan hal tersebut selama ia mampu. Lakukan 3 kali.
b.      Melompat dengan 1 kaki. Anak berdiri tanpa berpegangan, lalu perintahkan anak untuk melompat dengan 1 kaki. Orang tua dapat memperagakan terlebih dahulu bagaimana cara melakukannya.
v  Usia 4-5 tahun[22]
Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian
a.       Mengambil/menyiapkan makanan. Anak dapat dilibatkan dalam menyiapkan makanan dan dapat mengambil makanan tanpa bantuan, termasuk menggunakan mangkuk dan sendok, menuangkan makanan dan susu ke mangkuk tanpa banyak tumpah.
b.      Gosok gigi tanpa bantuan. Perhatikan saat anak menggosok gigi, biarkan anak mencoba melakukannya tanpa bantuan atau pengawasan beberapa kali, termasuk mengoleskan pasta gigi dengan gerakkan maju mundur.


Kemampuan motorik halus
a.       Menggambar orang 3 bagian. Berikan pada anak sebuah pensil dan selembar kertas, katakan pada anak untuk menggambar seseorang (laki/laki, perempuan, ayah, ibu). Pastikan anak telah menyelesaikan gambarnya sebelum dilihat oleh orang tua.
b.      Mencontoh+ (tanda plus)(copy+)
Berikan pada anak pensil dan kertas, tunjukkan pada anak gambar tanda + dibelakang lembar tes. Tanpa menyebutkan bentuk gambar atau menggerakkan jari atau pensil untuk menunjukkan cara mebuatnya. Katakan pada anak “buat satu gambar yang sama seperti gambar ini!”
Kemampuan bahasa
a.       Mengartikan 5 kata. Berikan pertanyaan contoh: orang tua mengatakan:” mama/papa akan menyebutkan 1 kata dan mama/papa ingin anak (sebutkan nama panggilannya) mengatakan benda apakah itu”. “Apakah bola itu?”, “apakah danau itu?”, “apakah meja itu”. Latih anak agar dapat mengartikan 5-6 kata dengan benar, sesuai dengan istilah yang berhubungan dengan kegunaannya, bentuk, terbuat dari apa, kategori umum.
b.      Mengetahui 3 kata sifat. Tanyakan pada anak pertanyaan berikut: “apa yang kamu lakukan saat kamu kedinginan?”, “apa yang kamu lakukan saat kamu kecapaian)”, “apa yang kamu lakukan saat kamu lapar?”
Kemampuan motorik kasar
a.       Melompat dengan 1 kaki. Anak berdiri tanpa berpegangan, lalu perintahkan anak untuk melompat dengan 1 kaki. Orang tua dapat menunjukkan bagaimana cara melakukannya.
b.      Berdiri 1 kaki 3 detik. Tunjukkan kepada anak begaimana menyeimbangkan diri untuk berdiri dengan 1 kaki tanpa berpegangan. Perintahkan anak untuk melakukan hal tersebut selama ia mampu. Lakukan 3 kali, kecuali ia dapat menyeimbangkan diri selama 6 detik atau lebih.



 Perkembangan Penglihatan Bayi
a.       Bayi baru lahir pada dasarnya sudah bisa melihat, meskipun dengan ketajaman penglihatan yang masih amat lemah, tetapi baru dapat membedakan atau bereaksi terhadap perbedaan terang dan gelap. Bayi baru lahir mempunyai kecenderungan untuk menutup matanya, terutama di situasi terang.
b.      Pada minggu-minggu pertama, bayi umunya juga tidak mengeluarkan air mata saat menangis. Air mata dapat mulai terlihat pada usia 1-3 bulan.
c.       Setelah bayi berusia 2 minggu, ibu dapat mulai merasakan bahwa bayinya mengenal wajahnya. Kemudian bayi akan mulai mengenali objek yang besar. Pada usia sekitar 2-3 bulan, bayi telah mulai dapat mengikuti objek yang bergerak. Ketajaman penglihatan bertambah secara bertahap hingga tercapai penglihatan sempurna pada usia 2-3 tahun.
d.      Banyak bayi baru lahir memiliki koordinasi yang tidak sempurna dari gerakan kedua bola mata atau posisi boala mata yang kurang tepat, sehingga penglihatan bayi tidak terlihat fokus atau gerakan kedua bola mata tidak sama kanan dan kiri. Hal ini adalah normal. Koordinasi yang baik antara kedua bola mata umunya dicapai pada usia sekitar 3 bulan. Kelainan posisi maupun koordinasi gerak kedua bola mata yang masih tetap terjadi di atas usia 3 bulan, sebaikanya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.
e.       Pemeriksaan mata secara umum dapat dilakukan oleh dokter saat kunjungan bayi baru lahir maupun saat imunisasi. Pemeriksaan mata yang dilakukan mencangkup hal-hal berikut:
-          Riwayat penyakit mata pada bayi
-          Pemeriksaan luar mata dan kelopak mata
-          Pemeriksaan refleks cahaya dan kejernihan lensa mata
-          Pemeriksaan tajam penglihatan dan gerakan bola mata dengan menguji kemampuan bayi untuk melihat fokus pada suatu objek diam dan kemampuan untuk melihat objek bergerak.


Perkembangan Pendengaran Bayi
Bayi telah mulai dapat memberi respon berupa kedipan mata atau perubahan detak jantung terhadap suara sejak dalam kandungan, yaitu pada usia kehamilan 24-25 minggu atau sekitar 6 bulan. Selanjutnya kemampuan mendengar meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan dan setelah bayi lahir. Perkembangan pendengaran dan kemampuan bicara paling bermakna terjadi pada usia bayi 6 bulan hingga 2 tahun. Tanda bayi memiliki fungsi pendengaran yang normal:
-          Usia 0-3 bulan; bayi terbangun atau tampak terkejut, bayi tenang atau tersenyum saat diajak bicara.
-          Usia 3-6 bulan; mencari sumber suara dengan matanya, bayi bersuara “ooh” atau “aah”, berhenti bermain ketika mendengar suara yang datang.
-          Usia 6-9 bulan; menikmati musik, berteriak, tertawa, mengucapkan “mamama” atau “bababa” atau “papapa”.
-          Usia 9-12 bulan;meniru ucapan sederhana, menyebut “ mama” kepada ibunya atau “papa” kepada ayahnya, menunjuk benda yang dikehendaki.
Faktor resiko bayi mengalami gangguan pendengaran:
a.       Riwayat keluarga dengan gangguan syaraf pendengaran atau riwayat gangguan pendengaran sejak lahir.
b.      Infeksi toxoplasmosis/ rubella/sitomegalo virus/ herpes/ sifilis selama dalam kandungan.
c.       Saat lahir, bayi tidak segera menangis atau menggunakan alat bantuan napas selama lebih dari 10 hari.
d.      Berat lahir bayi amat rendah (< 1500 gram)
e.       Bayi mengalami kuning yang memerlukan transfusi tukar.
f.       Bayi mengalami infeksi otak/ selaput otak.
g.      Bayi mendapatkan antibiotik yang bersifat mengganggu fungsi telinga (ototoksik) selama lebih dari 5 hari.
h.      Adanya keterlambatan perkembangan secara umum atau keterlambatan bicara.
i.        Mengalami infeksi telinga berulang atau menetap selama 3 bulan.
j.        Riwayat benturan kuat pada kepala.
Gangguan pendengaran terjadi antara 1-6 bayi per 1000 kelahiran hidup. Pemeriksaan pendengaran sebaiknya dilakukan jika bayi memiliki satu atau lebih faktor resiko di atas.
b.      Melatih anak mengenal buang air kecil dan buang air besar (toilet training).
Melatih anak mengenal buang air kecil dan buang air besar seperti cara orang dewasa tentu membutuhkan keterampilan dan pemahaman yang lebih kompleks, sehingga umumnya baru dapat dikenalkan setelah anak berusia 18 bulan. Namun, tahapan yang lebih sederhana seperti mengenal buang air kecil dan buang air besar dapat diajarkan sejak dini dengan sekedar mengajaknya berbicara.
Saat bayi sudah bisa duduk tanpa bersandar, bayi dapat didudukkan pada potty atau toilet tiruan untuk anak-anak, setiap kali bayi menunjukkan tanda ingin buang air kecil atau buang air besar. Bayi juga dapat dilatih mengenal toilet yang sesungguhnya dengan mengajaknya membersihkan diri di kamar mandi setiap kali habis buang air kecil atau besar.


DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.
Aminah, M.S. (2009). Baby’s corner Kamus Bayi 0-12 bulan. Jakarta: PT. Luxima Metro Media.
Handy, Fransisca. (2011). Panduan Cerdas Perawatan Bayi. Jakarta: Pustaka Bunda, Grup Puspa Swara, Anggota IKAPI.
Nursalam. (2005). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Salemba Medika.
Suwariyah, Puji. (2013). Test Perkembangan Bayi Anak. Jakarta: CV Trans Info Media.
Kementerian Kesehatan RI. (2006). Buku Pedoman Pelaksanaan, Deteksi Dini dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.


[1] Dr.Fransisca Handy,SpA,IBCLC, Panduan Cerdas Perawatan Bayi, Bab IV (Cet. I;Jakarta:Pustaka Bunda grup Puspa Swara,2011)h.64.
[2] Mia Siti Aminah, Baby’s Corner Kamus Bayi 0-12 Bula,Bab VIII (Cet.I; Depok:PT Luxima Metro Media, 2009)hal 140-141.
[3] Dr.Fransisca Handy,SpA,IBCLC, Panduan Cerdas Perawatan Bayi, Bab IV (Cet. I;Jakarta:Pustaka Bunda grup Puspa Swara,2011)h.68-69,110.
[4] Nursalam, Ilmu Kesehatan Anak (Cet. I;Jakarta:Salemba Medika,2005)h.68.
[5] Puji Suwariyah, Ns,.Skep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak, Bab II (Cet. I;Jakarta:CV Trans Info Media,2013)h.9-10.
[6] A.Azis Alimul, Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan (Cet. I;Jakarta : Salemba Medika,2008)h.11.
[7] Mia Siti Aminah, Baby’s Corner Kamus Bayi 0-12 Bula,Bab VIII (Cet.I; Depok:PT Luxima Metro Media, 2009)hal 140.
[8] A.Azis Alimul, Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan (Cet. I;Jakarta : Salemba Medika,2008)h.13.
[9] Mia Siti Aminah, Baby’s Corner Kamus Bayi 0-12 Bula,Bab VIII (Cet.I; Depok:PT Luxima Metro Media, 2009)hal 142.
[10] Dr.Fransisca Handy,SpA,IBCLC, Panduan Cerdas Perawatan Bayi, Bab IV (Cet. I;Jakarta:Pustaka Bunda grup Puspa Swara,2011)h.69.
[11] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 8.

[12] Dr.Fransisca Handy,SpA,IBCLC, Panduan Cerdas Perawatan Bayi, Bab IV (Cet. I;Jakarta:Pustaka Bunda grup Puspa Swara,2011)h.70-72.

[13] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 61-62, 132.
[14] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 76,132.
[15] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 92-93,132.
[16] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 113-114,132.

[18] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 77,132.
[19] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 65, 114-115, 132.
[20] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 95,114-115, 132.
[21] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 66,79, 132.
[22] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info Media, 2013)hal 68-69,80-81, 104-105,118,132.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar